Selasa 07 Jun 2022 23:48 WIB

Tuai Reaksi dan Protes, Tarif Mahal Naik Stupa Borobudur Ditunda

Gubernur Jateng menyebut kepastian penundaan tarif Borobudur disampaikan Menko Marves

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas Balai Konservasi Borobudur (BKB) menunjukkan bagian batu candi yang rusak di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (7/6/2022). BKB menyatakan banyak bagian struktur Candi Borobudur yang tergerus atau rusak akibat banyaknya pengunjung dan kurangnya kesadaran wisatawan dalam menjaga dan melestarikan benda cagar budaya.
Foto: ANTARA/Anis Efizudin
Petugas Balai Konservasi Borobudur (BKB) menunjukkan bagian batu candi yang rusak di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (7/6/2022). BKB menyatakan banyak bagian struktur Candi Borobudur yang tergerus atau rusak akibat banyaknya pengunjung dan kurangnya kesadaran wisatawan dalam menjaga dan melestarikan benda cagar budaya.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Soal rencana pemberlakuan tarif menaiki bangunan Candi Borobudur yang menuai tanggapan beragam karena dinilai terlalu mahal berakhir dengan penundaan.

Kepastian ini diperoleh saat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan bertemu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di Semarang, Selasa (7/6).

"Tadi pak Luhut sudah menyampaikan, soal tarif naik ke stupa Borobudur kita tunda dulu," kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menirukan apa yang disampaikan Menko Marves.

Pertimbangannya, jelas Ganjar, agar persoalan tingginya harga tiket naik ke kawasan stupa Candi Borobudur tersebut kemudian tidak menjadi cerita yang ke mana- mana alias 'melebar'

Gubernur tidak membantah jika kabar rencana tarif tersebut telah memantik respon bahkan juga protes dari masyarakat, karena nominal Rp 750.000 bagi wisatawan domestik terlalu mahal.

Maka diperlukan beberapa langkah sebelum akhirnya kebijakan tersebut dapat diberlakukan setelah ada  banyak pihak yang masih tidak sependapat dengan rencana Pemerintah tersebut.

Seperti diketahui, beberapa hari terakhir muncul kabar terkait rencana harga tiket naik kawasan stupa Candi Borobudur yang dibanderol Rp 750.000 per orang untuk wisatawan lokal.

Buntutnya beragam respon dari masyarakat langsung muncul, kendati kebijakan tersebut dipertimbangkan dengan berbagai faktor yang dapat menjadi problem  bagi upaya konservasi.

Dalam hal ini adalah upaya untuk mengendalikan jumlah wisatawan yang diperbolehkan naik ke kawasan stupa Candi Borobudur agar kelestarian bagunan cagar budaya ini tidak terganggu.

Maka penetapan tarif naik ke stupa Candi Borobudur perlu dikaji kembali bersama- sama dengan PT  Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur dan Balai Konservasi Borobudur.

"Saya sampaikan kepada beliau (red; Menko Marves), ini banyak yang protes, sehingga khusus tiket naik kawasan stupa ini perlu diendapkan dulu dan beliau pun dapat menyetujui," tambahnya.

Gubernur juga menyampaikan, penataan kawasan Candi Borobudur memang masih terus dilakukan, maka harus dicarikan skema- skema terbaik untuk mengatur wisatawan yang hendak naik ke atas candi.

Baik dengan pembatasan kuota maupun dengan instrumen yang lain salah satunya melalui penentuan besaran tarif bagi para wisatawan yang ingin naik ke kawasan stupa Candi Borobudur.

Seperti diketahui, menko Marves, Luhut memberikan pernyataan terkait rencana tiket Candi Borobudur sebesar Rp 750.000 untuk wisatawan lokal dan 25 dolar AS untuk wisatawan mancanegara.

Salah satu alasannya adalah untuk menjaga dan melestarikan Candi Borobudur. Keputusan itu sendiri masih belum final dan masih dikaji kembali oleh PT TWC maupun Balai Konservasi Borobudur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement