Kamis 02 Jun 2022 22:01 WIB

Kemenkes Kirim 18 Ton Obat-obatan untuk Jemaah Haji di Saudi

Obat-obatan saat ini berada di pihak imigrasi Jeddah.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Dwi Murdaningsih
Jamaah haji sedang wukuf di Arafah (Ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Jamaah haji sedang wukuf di Arafah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepala Pusat Kesehatan Haji dr. Budi Sylvana, MARS mengatakan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mengirimkan lebih dari 18 ton obat-obatan dan perbekalan kesehatan bagi jamaah haji tahun 2022. Delapan belas ton obat tersebut, terdiri dari 173 item obat yang digunakan dan 45 item perbekalan kesehatan.

"Total beratnya mencapai 18 ton. Saat ini berada di pihak imigrasi Jeddah untuk dilakukan clearance oleh otoritas setempat," kata dia dalam konferensi pers secara daring, Kamis (2/6/2022).

Baca Juga

Kementerian Kesehatan juga mendistribusikan 100.000 paket tas kepada jamaah yang berisi perlengkapan kesehatan, yakni masker kain, masker medis, oralit, botol semprot, plester, tisu basah, kantung kencing dan juga handsanitizer. Nantinya, semua jamaah akan mendapatkan paket tersebut untuk melengkapi kebutuhan mereka selama di Arab Saudi.

Pemerintah Arab Saudi memberikan kuota sebanyak 100.051 bagi warga negara Indonesia (WNI) untuk dapat mengikuti pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Sebanyak 776 petugas dari Kementerian Kesehatan yang terdiri dari 304 orang Petugas Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) dan 472 orang Tenaga Kesehatan Haji (TKH) dipersiapkan untuk menunjang pelaksanaan ibadah haji.

Seperti tahun sebelumnya, jamaah haji didominasi jamaah lansia dan jamaah yang memiliki risiko tinggi atau Risti. Sebanyak 35,81 persen jamaah memiliki resiko tinggi.

"Ada kurang lebih 25.481 orang ini yang memiliki risiko tinggi dengan komorbid. Jadi mengingat kondisi Jemaah kondisi jamaah yang banyak yang didominasi oleh lansia dan risti (jemaah dengan komorbid penyakit jantung, hipertensi, dll)," tuturnya.

Untuk memberikan perlindungan kesehatan selama melakukan ibadah haji, Kemenkes mempersiapkan teknologi yang dapat digunakan untuk memantau kondisi kesehatan para calon haji.

“Bentuknya tele jemaah, tele petugas, wrist band semacam smart watch yang akan digunakan oleh jemaah sangat berisiko tinggi, kondisi kesehatan jemaah akan dipantau oleh petugas melalui teknologi,” kata dr. Budi.

Bagi calon haji yang memiliki penyakit jantung dan hipertensi akan diberikan wrist band. “Kurang lebih ada 3 ribu semacam smartwatch, untuk tahun ini sebagai piloting, yang akan dipasangkan kepada jemaah paling risti yaitu jemaah yang memiliki penyakit jantung dan juga hipertensi yang akan kita sematkan smartwatch sehingga kondisi kesehatan mereka lebih terpantau oleh petugas dan juga petugas di KKHI,” jelas Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement