REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung mengungkapkan hewan ternak yang diduga terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) kembali ditemukan. Sebelumnya 5 hewan ternak jenis sapi di Kota Bandung terpapar PMK dan menjalani isolasi.
Kepala Dispangtan Kota Bandung Gin Gin Ginanjar mengatakan dua sapi dari lima sapi yang terpapar PMK telah dinyatakan mati sedangkan tiga lainnya masih menjalani karantina dan diobati. Sedangkan saat ini 8 hewan ternak telah dilakukan pengambilan sampel darah untuk diperiksa di Balai Veteriner Subang.
"Total sampel pertama 14 positif 5, yang sekarang diambil 8 nanti hasilnya dua atau tiga hari ke depan," ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (2/5/2022). Ia menuturkan kelima hewan ternak yang positif pada 23 Mei lalu berasal dari Kecamatan Ciparay. "Dari lima perjalanannya satu mati kemudian satu dilakukan pemotongan bersyarat, sisa tiga proses pengobatan di tempat karantina," katanya.
Ia mengatakan 8 sampel darah hewan ternak yang diuji berasal dari peternak di Kelurahan Cisurupan, Kecamatan Cibiru dan Kecamatan Bandung Kulon. Total hewan ternak yang diambil sampel darah di Cisurupan berasal dari tiga peternak.
"Sudah ada tiga kecamatan berdasarkan kecamatan di titik tertentu Babakan Ciparay di Kelurahan Babakan Ciparay dan Sukahaji, Kecamatan Bandung Kulon dan Cibiru," katanya.
Ia mengatakan pengambilan sampel dilakukan sebanyak 10.persen dari yang terindikasi terpapar PMK. "Cisurupan 4 dan Bandung Kulon 4," katanya.
Pihaknya sejak awal terus melakukan upaya antisipasi terhadap arus lalu lintas pengiriman ternak khususnya mereka yang masuk ke Kota Bandung. Bahkan sebelum terdapat kasus muncul mayoritas hewan ternak sehat."Pengetatan ada utama ranahnya di peternak akhirnya mereka mengakui mengadakan diam-diam, diangkut malam hari tidak membawa surat keterangan sehat mumgkin itu yang menjadikan wabah ini menyebar," katanya.