Jumat 03 Jun 2022 03:07 WIB

Wapres Upayakan Warga Huntap Relokasi Semeru Peroleh Sertifikat Hak Milik

Wapres meminta agar masyarakat tak tergiur jika ada pihak menawar rumahnya dijual.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus Yulianto
Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta warga yang menghuni huntap dan huntara tidak menjual rumahnya.
Foto: republika/Mursalin Yasland
Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta warga yang menghuni huntap dan huntara tidak menjual rumahnya.

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, warga yang akan menempati lokasi hunian tetap (huntap) dan hunian sementara (Huntara) terdampak awan panas guguran (APG) Gunung Semeru di Desa Sumbermujur, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, akan mendapatkan sertifikat hak milik. Karena itu, Wapres berpesan, agar warga bisa betah menempati huntap maupun huntar di lokasi tersebut.

"Ini akan diusahakan supaya mereka memperoleh sertifikat masing-masing dengan harapan jangan sampai nanti ada yang menjual rumahnya," ujar Wapres dalam konferensi pers usai meninjau Huntap dan Huntar di Desa Sumbermujur, Candipuro, Lumajang, Kamis (2/6).

Wapres menyampaikan, 1.951 huntap dari yang ditargetkan sudah terbangun seluruhnya. Namun, belum semua ditempati karena masih menunggu pembangunan hunian sementara (huntar) yang belum sepenuhnya selesai.

Meski begitu, Wapres memastikan, penyelesaian huntar akan diselesaikan segera dalam waktu dekat oleh BNPB dan Pemerintah daerah.

"Sehingga dalam waktu paling lambat tiga bulan itu sudah semua selesai dan seluruhnya bisa masuk disini. termasuk seluruh fasilitasnya sudah terpenuhi, listrik dan air juga," ujar Wapres.

Wapres pun kembali mengingatkan kepada warga agar tidak menjual unit-unit huntap jika sudah memperoleh sertifikat hak milik. Wapres meminta, agar masyarakat tidak tergiur jika ada pihak yang menawar rumahnya untuk dijual.

"Jangan ya, tidak boleh dijual. Karena tidak mustahil, begitu liat suasana enak, bersih, kemudian ada yang datang (menawarkan) untuk  dijual saja. Jangan sampai mereka nanti akan kesulitan lagi di dalam nanti menempati," ujar Wapres.

Wapres meninjau lokasi hunian tetap (huntap) dan hunian sementara (Huntara) warga terdampak awan panas guguran (APG) Gunung Semeru di Desa Sumbermujur, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (2/6). Wapres ingin memastikan kesiapan hunian untuk relokasi warga dari rencana target 1.951 unit tersebut.

Wapres berkesempatan memeriksa salah satu rumah hunian tetap dan berinteraksi dengan penghuninya. Dalam dialog bersama warga relokasi, Wapres berharap warga betah menempati huntap dan merawatnya.

"Tadi saya masuk, saya juga betah kalau tinggal disini, ini jadi kampung yang indah tertata dengan baik. Dirawat, ditempati, jangan sampai kotor, sudah enak, nggak boleh dijual," ujar Wapres yang kemudian disanggupi oleh warga.

Wapres juga memastikan seluruh unit huntap dan huntar akan segera selesai seluruhnya. Sehingga, warga korban terdampak erupsi yang belum mendapat huntap bisa segera menempati huniannya masing-masing.

"Yang belum, itu sudah ada huntapnya dan menyusul, sudah janji maksimal paling lambat 3 bulan lagi sisanya, rumah tetapnya sudah tapi buntutnya itu, huntaranya supaya lebih nyaman," ujar Wapres kepada warga.

Secara umum progres pembangunan relokasi l di Dusun Banjarejo, Desa Sumbermujur Kecamatan Candipuro Lumajang dengan luasan lahan sekitar 81,55 Ha. Huntap dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) melalui PT Hutama Karya dengan target sebanyak 841 unit dan PT Brantas Abi Praya sebanyak 1110 unit.

Sedangkan huntara yang dibangun oleh 81 NGO dari rencana target 1.951 unit, sudah terbangun 878 unit dengan rincian kategori selesai 437 unit, sedangkan masih proses penyelesaian 441unit, lalu sudah dihuni sebanyak 130 unit.

Sementara, pembangunan fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) yang sudah dibangun meliputi  NU mart  1 unit, puskesmas pembantu 1 unit. Sementara untuk masjid masih dalam proses pondasi dan madrasah serta sekolah dalam proses pengukuran.

Untuk progres infrastruktur pendukung antara lain jalan lingkungan 94,42 persen, dainase 92  persen, air Bersih  83 persen, air Limbah 61 persen, pengolahan Sampah 100  persen, jaringan listrik 300 unit

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement