REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Puluhan kasus Covid-19 yang ditemukan dari hasil screening di sekolah ada indikasi longgarnya pelaksanaan protokol kesehatan (prokes) di masyarakat. Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bantul menyebut, 30 kasus yang ditemukan dari screening pelajar pada 28-29 Mei tersebut bukan dikarenakan pembelajaran tatap muka (PTM).
Pasalnya, pemerintah pusat sudah memberlakukan kebijakan pelonggaran masker di area terbuka. Pelonggaran ini menyusul terkendalinya penyebaran Covid-19.
"Jelas ada indikasi juga ada pelonggaran (prokes) di masyarakat, sehingga memang dampaknya luas. Masyarakat itu ada yang murid sekolah dan kemudian yang di-screening murid sekolah, jadi sebenarnya (kasus dari hasil screening) bukan (karena) PTM-nya," kata Kepala Disdik Kabupaten Bantul, Isdarmoko kepada Republika melalui sambungan telepon, Senin (30/5/2022).
Isdarmoko menegaskan, puluhan kasus Covid-19 dari hasil screening terhadap pelajar bukan terpapar saat berlangsungnya PTM. Namun, pelajar yang terkonfirmasi positif tersebut terpapar Covid-19 dari luar lingkungan sekolah.
"Memang itu (terpapar) dari rumah bukan dari PTM, karena yang diambil sampelnya (saat) di sekolah," ujar Isdarmoko.
Meskipun begitu, pelajar yang ditemukan positif Covid-19 merupakan kasus yang tidak bergejala. Mereka pun hanya menjalani isolasi mandiri di rumah.
Meskipun ditemukan puluhan kasus pada 28 dan 29 Mei kemarin, sekolah tidak ditutup. Dengan begitu, PTM pun masih tetap berlanjut.
"Saya mengikuti prosedur yang sudah ditentukan, kalau ini kan semuanya tidak bergejala, yang jelas isolasi mandiri di rumah. Kemudian, kalau nanti sudah di tes kedua, kalau sudah membaik ya sudah masuk seperti biasa," ujarnya.
Masyarakat pun diminta untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Pasalnya, saat ini penyebaran Covid-19 masih terjadi meskipun dinilai sudah terkendali.