REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menerbitkan buku antologi 150 penulis beragam profesi dari Jawa hingga Papua, dalam rangka menyambut penyelenggaraan KTT G20. Buku ini berisikan aspirasi masyarakat sekaligus mengangkat nilai-nilai yang menjadi prioritas di forum tersebut.
Kepala Biro Hukum, Organisasi, Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Perpusnas, Sri Marganingsih, mengatakan penerbitan buku ini bertujuan untuk membumikan narasi agar mendapat perhatian dan dukungan masyarakat, serta sebagai masukan dalam perhelatan G20. Perpusnas menyadari Presidensi G20 Indonesia merupakan peristiwa penting yang harus didukung seluruh elemen masyarakat Indonesia, sesuai dengan peminatan dan kapasitasnya.
Adapun tema besar buku ini, menurut Sri, adalah "Dunia Baru PascaPandemi: Percikan Gagasan Pemulihan Dunia dari Indonesia." Tema ini selaras dengan tema Presidensi G20, Recover Together, Recover Stronger. "Melalui tema ini, gagasan dan pemikiran para penulis/contributor dapat memberikan kontribusi untuk saling mendukung untuk dapat saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Para penulis di buku ini, lanjut Sri, mencoba menjadikan G20 sebagai momentum terbaik bagi masyarakat untuk bersama-sama mendukung kesuksesasan, yang tidak hanya memberikan dampak positif bagi dunia tetapi juga bagi masyarakat Indonesia. Sri mengungkapkan pandemi covid-19 telah mengubah tatanan dunia dan masyarakat, sehingga dibutuhkan pemikiran dan gagasan Bersama bagaimana dapat pulih dari kondisi ini untuk dunia yang lebih baik.
Seiring dengan terpilihnya Indonesia sebagai Presidensi G20, terbetik semangat untuk berkontribusi dengan cara mengumpulkan gagasan dari berbagai penulis di Indonesia, terutama pada isu yang menjadi perhatian perhelatan besar tersebut. Hasil tulisan ini rencananya akan dibukukan dan diterbitkan Perpusnas Press untuk menjadi karya yang membumikan narasi agar mendapat perhatian dan dukungan masyarakat, serta sebagai masukan dalam perhelatan G20.
"Masyarakat Indonesia (termasuk di dalamnya penulis/kontributor) dan Perpustakaan Nasional RI sangat berkepentingan untuk menyukseskan G20 dengan peminatan dan kapasitas masing-masing. Sharing gagasan dalam buku ini adalah bentuk kontribusi bersama," ujar Sri.
Sejauh ini, kata dia, tulisan sedang dalam tahap kurasi/editing oleh tim editor. Rencananya akan diterbitkan dan diluncurkan Juli pada saat perhelatan Perpusnas Writers Festival. Kegiatan ini adalah sebuah ajang yang mempertemukan para penulis dan pembaca dari berbagai penjuru Nusantara, baik level penulis nasional yang telah menghasilkan buku-buku bestseller maupun para penulis daerah yang telah bergiat dengan aktivitas-aktivitas literasinya.
Sri mengungkapkan, para penulis di buku ini akan membahas G20 dari berbagai latar belakang peminatan dan perspektif yang selaras dengan isu-isu yang akan dibahas pada perhelatan KTT G20 November nanti di Bali. Utamanya isu-isu Sherpa Track yaitu isu-isu di bidang bidang yang lebih luas di luar isu keuangan, yaitu mulai , mulai dari lingkungan, ekonomi, budaya bahkan agama.
Penulis berasal dari berbagai daerah dengan latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang berbeda pula, mulai ibu rumah tangga, guru, dosen, aktivis, PNS dan beberapa profesi lainnya.
Tulisan-tulisan yang tertuang dalam buku ini, menurut Sri, akan dibagi ke dalam beberapa chapter. Hal ini untuk memudahkan dalam memilah peminatan dan isu yang diangkat. Chapter-chapter tersebut antara lain soal Ekosistem: Merawat Bumi Demi Masa Depan Kehidupan; Hubungan Internasional; Kesehatan; Pendidikan; Local Wisdom & Culture; Moderasi Beragam; Pariwisata dan ekonomi kreatif, Peran Perempuan, SDM & Pemuda hingga Transformasi Digital.