Sabtu 28 May 2022 01:23 WIB

Pesan Buya Syafii ke Haedar Nashir

Haedar Nashir berterima kasih atas semua dukungan dan doa untuk Buya Syafii.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Indira Rezkisari
Presiden Joko Widodo (kanan) berjalan di dekat peti berisi jenazah Almarhum Buya Syafii Maarif saat melayat di Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Jumat (27/05/2022). Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tahun 1998-2005, Buya Syafii Maarif wafat pada Jumat (27/5/2022) pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) karena sakit.
Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Presiden Joko Widodo (kanan) berjalan di dekat peti berisi jenazah Almarhum Buya Syafii Maarif saat melayat di Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Jumat (27/05/2022). Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tahun 1998-2005, Buya Syafii Maarif wafat pada Jumat (27/5/2022) pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) karena sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Cendekiawan Muslim, Prof Ahmad Syafii Maarif, meninggal dunia pada Jumat (27/5/2022) pagi. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, menyampaikan rasa duka dan kehilangan atas wafatnya sosok yang akrab disapa Buya Syafii itu.

Haedar menerangkan, Buya Syafii sudah selama hampir satu bulan dirawat di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Setelah sebelumnya sempat kembali ke rumah, namun kemudian kembali dilarikan ke rumah sakit dua pekan lalu karena mengeluhkan sesak napas.

Baca Juga

Pada 26 Maret 2022 lalu, Presiden Jokowi dan Mensesneg Pratikno sempat menjenguk Buya Syafii setelah ke luar dari RS dengan kondisi segar bugar. Tapi, 13 hari lalu Buya merasakan lagi sakitnya dan harus dirawat di RS PKU Gamping.

Buya dirawat dengan tim dokter lengkap dan berkoordinasi langsung dengan tim dokter kepresidenan. Walau masih sempat sarapan pagi dan berkomunikasi pada Jumat pagi, sekitar 07.30 Buya Syafii mengalami kritis sampai 10.15 WIB.

"Terima kasih kepada seluruh pihak yang begitu mencintai beliau dengan segala dukungan, takziah, doa bahkan tadi jamaah yang mensholati beliau bergelombang tiada henti," kata Haedar di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, kemarin.

Atas semuanya Haedar menyampaikan jazakumullah khairan katsiran. Kemudian, mewakili keluarga Buya Syafii dan keluarga besar Muhammadiyah, Haedar memohon maaf jika Buya Syafii ada kelemahan, kekurangan, kekhilafan dan kesalahan.

Lalu, jika ada hak-hak yang belum ditunaikan dan diselesaikan PP Muhammadiyah terbuka menyelesaikan. Senada yang disampaikan Presiden Jokowi, Haedar melihat sosok Buya Syafii sebagai pribadi yang sederhana dan bersedia menerima kritik.

"Beliau selalu berpesan agar menjaga keutuhan bangsa, keutuhan Muhammadiyah dan keutuhan umat, itu yang selalu diulang," ujar Haedar.

Haedar berpendapat, pemikiran dan jejak langkah Buya Syafii sudah disaksikan seluruh masyarakat Indonesia. Karenanya, ia berharap, apa yang semasa hidup sudah dikerjakan Buya semuanya bisa menjadi amal jariyah dan ilmu bermanfaat.

"Dan seluruh jejak pengabdian menjadi uswah hasanah bagi negeri tercinta," kata Haedar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement