REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia, menawarkan IPB Universitu untuk membentuk pusat plasma nutfah nasional. Pusat plasma nutfah itu disebut sebagai salah satu ikhtiar bagi bangsa Indonesia, dalam mengamankan sumber daya genetik yang dimiliki Indonesia.
Rektor IPB University, Arif Satria, menjelaskan Indonesia memiliki keaneka ragaman hayati yang sangat banyak. Oleh karenanya, menurut Arif Indonesia harus punya kemampuan konservasi genetik melalui bio bank.
“Oleh karena itu nanti di IKN akan dibangun pusat plasma nutfah nasional dan itu akan menjadi satu ikhtiar konservasi genetik terbesar di Indonesia. Dan insya Allah dengan cara itu kita bisa mengamankan sunberdaya genetik yang luar biasa dari flora maupun fauna,” kata Arif kepada wartawan, Kamis (26/5).
Arif menuturkan, satwa liar saat ini banyak sekali yang hampir punah. Namun sayangnya, tidak ada yang memiliki gennya. Oleh karena itu menurutnya, melalui pusat plasma nutfah ini dapat menyelamatkan berbagai satwa liar.
“Jadi IPB berusaha untuk menyelamatkan binatang endangered species yang sudah hampir punah itu dengan konservasi genetik. Itu adalah langkah dengan teknologi tinggi,” jelasnya.
Sebagai contoh, ketika Arif berkunjung dan berkolaborasi dengan Jerman, terdapat konservasi genetik untuk mereproduksi badak putih di Afrika. Melihat langkah tersebut, Arif mengaku akan mencoba bersama-sama menyelamatkan badak jawa dan badak sumatera. Termasuk melalui bayi tabung.
“Artificial reproductive technology, itu adalah cara kita untuk mengkonservasi sperma dari badak itu sehingga kita akan bisa membuat melakukan proses reporoduksi kedepan. Jadi badak ini harus diselamatkan karena badak ini semakin langka,” tuturnya.
Tak hanya pada badak, Arif menyebutkan, satwa liat lain juga bisa diselamatkan seperti banteng, harimau, beruang, anoa, tapir, dan masih banyak lagi.
“Masih banyak endangered species yang harus kita selamatkan,” pungkas Arif.