Selasa 24 May 2022 07:45 WIB

Golkar Jawab Cak Imin: Jadi Capres Ada Ukurannya

Munas Golkar mengamanatkan Airlangga Hartarto sebagai capres.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ilham Tirta
Firman Soebagyo
Foto: Istimewa
Firman Soebagyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Firman Soebagyo merespons keinginan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) untuk diusung menjadi calon presiden (capres) jika bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Firman mengingatkan ada ukuran baku yang harus dipenuhi dalam menentukan capres.

"Ukuran-ukuran itu kan harus dilihat daripada tingkat popularitas daripada calon, kan itu menjadi ukuran yang baku gitu lho. Tidak hanya sekedar menyatakan aku mau yang penting asal saya, nggak bisa begitu, ini kan dinamis," kata Firman kepada Republika, Senin (23/5/2022).

Baca Juga

Firman mengatakan, keputusan munas Partai Golkar mengamanatkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai capres. Ia menegaskan, sampai saat ini keputusan munas tersebut tetap dipertahankan.

"Saya sebagai wakil ketua umum DPP Partai Golkar, tentunya harus mempertahankan dan menjaga daripada keputusan munas, keputusan munas Partai Golkar itu kan sampai sekarang masih tetap bahwa Pak Airlangga adalah sebagai calon presiden," ujarnya.

Ia mengatakan, pembentukan koalisi tersebut merupakan upaya yang dilakukan oleh Airlangga untuk persiapan menuju kontestasi 2024, mendatang. Sebab, siapapun tidak akan bisa mencalonkan menjadi capres kalau ambang batas parlemen (parliamentary treshold-nya) tidak terpenuhi.

"Kendaraannya dulu kan harus memenuhi yang namanya parliamentary threshold kan gitu, soal nanti itu posisi-posisi kalau logikanya kan Golkar partai pemenang pemilu kedua," kata dia.

"Soal nanti itu ada dinamika itu kita kembalikan kepada Pak Airlangga sebagai ketua umum," katanya.

Namun demikian, Firman mengatakan, KIB terbuka dengan partai manapun yang ingin bergabung. Ia menilai bagus jika PKB ikut menjadi bagian dari koalisi yang diusung Partai Golkar, PAN, dan PPP.

"Ya kalau mau bergabung malah bagus, ini kan yang namanya Golkar itu kan partai yg terbuka, lalu ada partai yang berbasis agama, akan bagus sekali," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement