REPUBLIKA.CO.ID, PADANG— Wali Kota Padang, Hendri Septa, mengurungkan niatnya menjadi Petugas Haji Daerah (PHD) untuk Sumatra Barat.
Hendri mengaku dirinya memilih fokus menjalankan tugas sebagai wali kota padang. Di mana saat ini Pemko Padang masih belum punya wakil wali kota dan Sekretaris Daerah definitif yang dapat menggantikan peran wali kota andai Hendri jadi berangkat sebagai PHD.
"Saya sekarang lebih fokus bekerja dan bekerja, membangun Padang. Keputusan ini diambil setelah saya mendengarkan nasihat para ulama," kata Hendri, Senin (23/5/2022).
Hendri menyebut untuk mengambil keputusan membatalkan dirinya sebagai PHD ini, dia telah berdiskusi dengan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakan Kemenag) Kota Padang Edy Oktaviandi, Ketua MUI Japeri Jarab, Ketua DMI Maigus Nasir, Ketua Masjid Agung Nurul Iman Prof Dr Salmadanis dan tenaga ahli, Muhammad Taufik.
"Saya mendengarkan dan mentaati nasihat para ulama, termasuk dalam memilih untuk lebih fokus membangun kota Padang. Beberapa keputusan penting selalu saya menghadap ke ulama dulu. Semoga keputusan ini baik, terutama bagi warga Padang," ujar Hendri.
Dia berharap slot PHD yang baru saja dibatalkan supaya dapat dialihkan ke orang lain yang sama sekali belum berkesempatan naik haji.
Sebelumnya Kanwil Kemenag Sumbar sudah mengumumkan 10 orang PHD setelah proses seleksi.
10 orang itu adalah Hendri Septa, Asrat Can, Mulyadi Muslim, Solsafad, Sudarman, Ito Hadi Sista, Aidil Alfin, Ramadhani Kirana Putra, Nilma dan Muhammad Ridwan.
Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sumbar, Joben, mengatakan anggota PHD akan berada di Tanah Suci selama 40 hari. Mulai jamaah berangkat hingga kembali ke Sumbar.
Kelompok terbang (Kloter) pertama jamaah haji Sumbar akan masuk ke asrama, mulai 3 Juni 2022. Sehari setelahnya, berangkat ke Tanah Suci. PHD akan ikut selama 40 hari sampai jamaah balik lagi ke Sumbar.
Anggota PHD lainnya bertugas membantu petugas haji kloter di bidang pelayanan umum, manasik haji, pembinaan jamaah, akomodasi, transportasi, dan sebagainya.
“PHD ini bertugas membantu petugas kloter. Petugas kloter ini ada ketua kloter, pembimbing ibadah, dokter, dan perawat,” kata Joben.
Sementara itu, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Padang, Maigus Nasir, mendukung Keputusan Wali Kota Padang untuk lebih fokus bekerja membangun kota Padang.
"Kami memang menyarankan sebaiknya pak Wali Kota Hendri Septa lebih fokus membangun kota Padang . Alhamdulillah saran kami ini beliau terima," ujar Maigus.