REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Walaupun masih terlalu dini, namun kisah seru pelaksanaan Pemilu 2024 sudah bisa dinikmati saat ini. Sejumlah sosok kunci sudah muncul di berbagai survei. Malah, sudah ada simulasi pasangan mana yang cocok untuk Pilpres 2024.
Pengamat politik dari Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Ahmad Sabiq menyebutkan, salah satu pasangan yang digadang-gadang akan ikut berkontestasi di Pemilu 2024 adalah Prabowo Subianto dan Puan Maharani. Pasangan ini memiliki modal politik yang sangat kuat.
“Karena dua partai besar yaitu Gerindra dan PDIP bergabung mendukungnya," ujar Ahmad Sabiq, Jumat (20/5/2022).
Namun perlu diingat, ketokohan dan elektabilitas Puan masih belum bisa disandingkan dengan Prabowo yang sudah sangat kuat. Hal ini bisa dilihat dari simulasi yang dilakukan di berbagai survei.
“Hasilnya, kurang lebih sama sama, kurang maksimal. Berbeda jika Prabowo Subianto disandingkan dengan pasangan calon lainnya, suaranya bisa lebih maksimal,” ujar Sabiq.
Menurut dia, hal yang menarik justru nama Erick Thohir, Menteri BUMN itu apabila dipasangkan dengan siapa pun, menjadi sangat ideal, termasuk bagi Prabowo Subianto. Prabowo dengan Gerindra dinilai memiliki modal politik yang sangat kuat. Sedangkan Erick dinilai memiliki kekuatan kapital yang sangat kuat.
“Secara matematis, Erick Thohir memiliki modal kapital sangat kuat. Posisi Erick ini mirip dengan Sandiaga S Uno pada tahun 2019 lalu. Modal kapital yang kuat tersebut membuat Erick Thohir berpotensi dipinang oleh koalisi parpol manapun,” ujar Sabiq.
Sebagai catatan, survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia secara tatap muka pada 11 Februari hingga 21 Februari 2022 misalnya. Menunjukkan dengan simulasi dua atau tiga pasangan capres-cawapres, Erick Thohir selalu menjadi penentu kemenangan.
Hanya saja, kata Ahmad Sabiq, perkembangan calon pasangan capres dan cawapres yang akan mengikuti Pilpres 2024 tetap dinamis. Seperti puzzle, kita masih harus merangkainya dengan sabar dan tekun.
“Dinamika calon pasangan capres dan cawapres ini masih akan terus bergerak hingga pendaftaran resmi ke KPU. Nantinya calon pasangan yang akan diajukan ke KPU sebagai capres dan cawapres juga memiliki pertimbangan yang semakin beragam,” ucap Ahmad Sabiq.
Ikuti Whatsapp Channel Republika