REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku gembira dengan antusiasme generasi muda yang ingin bergabung dengan BUMN. Hal ini menjadi bukti nyata keberhasilan transformasi BUMN yang pada akhirnya mendorong minat para penerus bangsa masuk dan berkontribusi terhadap negara melalui BUMN.
Menurut Erick, program rekrutmen bersama BUMN juga merupakan komitmen perusahaan pelat merah itu dalam mendukung kepemimpinan yang berkelanjutan dengan menyiapkan fondasi bagi para generasi muda. Terlebih, 53 persen dari total penduduk Indonesia kini merupakan generasi muda.
"Keberlanjutan kepemimpinan harus dimulai dari hari ini. Oleh karena itu, kita berikan kesempatan selebar-lebarnya untuk generasi muda gabung BUMN. Jumlah milenial di BUMN sekarang sekitar 65 persen. Kita akan dorong sampai 80 persen," ujar Erick saat memberikan pembekalan peserta rekrutmen bersama BUMN 2022 bertajuk "Berkarya untuk Indonesia" di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Rabu (18/5).
Erick menjamin perekrutan 2.700 pegawai BUMN dilakukan secara profesional dan transparan. Hal ini bertujuan agar BUMN mendapatkan talenta-talenta muda terbaik bangsa.
"Perekrutan BUMN tidak ada yang namanya anak sultan atau anak saya, kita transparan, kalau budaya di awal sudah salah, bagaimana mau menatap masa depan, tidak ada titipan karena kita ingin mendapatkan yang terbaik," kata Erick.
Mengingat antusiasme yang luar biasa, Erick meminta para direksi juga memberikan 2.300 peserta rekrutmen yang tidak terpilih untuk mengikuti program magang. Tak hanya itu, Erick juga memberikan prioritas utama bagi para peserta yang tidak lolos dalam seleksi kali ini pada program rekrutmen bersama BUMN berikutnya.
"Kita membangun bangsa dan BUMN yang harus menjadi kuat. Percayalah kalian para milenial harus menjadi komponen terbesar bagi BUMN menghadapi perubahan. BUMN ialah pilihan orang-orang terbaik. Kalian yang nanti diterima adalah orang-orang terbaik yang diberi kesempatan membangun bangsa dengan amanah dan profesional," kata Erick.
Dalam kesempatan tersebut, mantan presiden Inter Milan itu juga membekali para calon pegawai BUMN dengan core values AKHLAK. Erick menilai, fondasi akhlak sangat penting dalam membangun BUMN yang berdaya saing global.
"BUMN ini raja, sepertiga ekonomi Indonesia, tapi kalau individunya punya akhlak yang baik pasti kita tidak akan berhasil. Maka core values Akhlak harus menyerap sebagai revolusi kultural. Kita harus punya itu. Kita harus punya kekuatan moral dan karakter," kata Erick.
Bagi Erick, transformasi BUMN tanpa pembentukan karakter tidak akan menghasilkan apa-apa. Erick memandang transformasi BUMN maupun transformasi kebangsaan harus berlandaskan kepemimpinan dan masyarakat yang memiliki akhlak dan karakter yang baik guna menjadikan Indonesia sebagai negara maju dan makmur.
"Kekuasaan tanpa akhlak akan menjadi sebuah kezaliman, kekayaan tanpa akhlak akan menjadi sebuah kerakusan, dan kepintaran tanpa akhlak akan menciptakan tipu daya," kata Erick.