Senin 16 May 2022 19:00 WIB

Bupati Tegaskan Penyebaran PMK di Lamongan Sudah Terkendali

Dari 149 ternak yang terjangkit PMK di Lamongan, 72 sudah pulih.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kedua kiri) bersama Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani (ketiga kiri) meninjau sapi yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku di salah satu peternakan di Desa Sembung, Gresik, Jawa Timur, Selasa (10/5/2022). Kementerian Pertanian bersama dinas terkait akan memproduksi vaksin untuk menangani wabah PMK yang telah menjangkit ribuan sapi di Gresik, Lamongan, Mojokerto, dan Sidoarjo.
Foto: ANTARA/Rizal Hanafi
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kedua kiri) bersama Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani (ketiga kiri) meninjau sapi yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku di salah satu peternakan di Desa Sembung, Gresik, Jawa Timur, Selasa (10/5/2022). Kementerian Pertanian bersama dinas terkait akan memproduksi vaksin untuk menangani wabah PMK yang telah menjangkit ribuan sapi di Gresik, Lamongan, Mojokerto, dan Sidoarjo.

REPUBLIKA.CO.ID, LAMONGAN -- Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menegaskan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayahnya sudah terkendali. Ternak telah diberi tindakan berupa pemberian antibiotik, vitamin dan disinfektan.

Yuhronur dalam siaran pers mengatakan upaya lain yang telah dilakukan adalah melokalisasi sapi dengan penutupan dua pasar besar hewan hingga koordinasi dengan Polres Lamongan untuk mengontrol keluar masuk sapi. "Kami terus melakukan upaya itu dan terbukti efektif untuk mempercepat penanganan dan mencegah penyebaran virus PMK di Lamongan," kata Yuhronur, Senin (16/5/2022).

Baca Juga

Berdasarkan data Dinas Peternakan Kabupaten Lamongan, penularan PMK di wilayah itu berada di 22 desa yang tersebar di delapan kecamatan. Jumlah populasi ternak terjangkit sebanyak 149 ternak, 72 ekor di antaranya sudah pulih dan 5 ternak mati.

"Per tanggal 13 Mei 2022, sesuai laporan sekitar 149 sapi yang terjangkit, meski ada lima yang mati, namun berita baiknya ada 72 sapi yang sudah sembuh. Kami terus melakukan tindakan oleh Dinas Peternakan Lamongan dengan pengobatan tiga suntikan dan membersihkan kukunya dengan formalin (disinfektan pembunuh hama)," katanya.

Ia mengatakan penyebaran PMK di Lamongan relatif terkendali dan sapi yang sebelumnya mengalami pengurangan nafsu makan dan tidak bisa berdiri, saat ini sudah mulai membaik. "Alhamdulillah, menurut laporan tim satgas penanganan yang ada di Tikung, sapi yang mendapatkan suntikan dan perawatan, nafsu makannya meningkat dan sudah bisa berdiri. Artinya, PMK ini bisa diobati. Penularannya juga tidak begitu cepat di Lamongan. Kita ketahui di awal PMK masuk ada sekitar 100 lebih sedikit yang sakit, dan sekarang menjadi 149 sapi dari populasi 357 ternak di wilayah penularan," katanya.

Sementara itu, untuk mencegah PMK meluas, Yuhronur mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair untuk membantu mencegah penyebaran virus. "Terima kasih atas niat baik dari FKH Unair untuk membantu menangani kasus PMK di lapangan. Kami akan tetap berkoordinasi dengan baik, sehingga penanganan ini bisa seragam dan serentak, baik yang dilakukan di Lamongan maupun yang di tempat lain," katanya.

Rencananya, tim FKH Unair disebar ke tingkat kecamatan yang terjangkit PMK agar kasusnya secepatnya diperkecil dan tidak sampai menyebar ke kambing dan domba.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement