REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ciamis mengeklaim hingga saat ini belum ada ternak di daerah itu yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK). Kendati demikian, antisipasi penyebaran wabah pada hewan ternak itu sudah diantisipasi. Mengingat wilayah Kabupaten Ciamis berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Banjar, yang notabene merupakan daerah wabah PMK.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ciamis, Syarif Hidayat, mengatakan, pihaknya masih belum menemukan adanya hewan ternak yang terinfeksi PMK. Namun, Pemkab Ciamis terus melakukan penelusuran ke seluruh peternakan yang ada di daerah itu."Di Ciamis itu terdapat banyak peternakan, sekitar 400 kelompok peternak. Itu terus kami telusuri. Insyaallah minggu ini sudah ada hasilnya," kata dia saat dihubungi Republika, Senin (16/5/2022).
Syarif menambahkan, pihaknya juga telah memberikan imbauan kepada para peternak agar tidak membeli ternak dari luar daerah untuk sementara waktu. Selain itu, pihaknya juga telah menutup seluruh pasar hewan di Kabupaten Ciamis. Penutupan itu akan dilakukan hingga kondisi kembali stabil.
Ia menyebutkan, terdapat tujuh pasar hewan yang ada di Kabupaten Ciamis. Semua pasar hewan itu aktivitasnya dihentikan untuk sementara waktu."Karena di Tasikmalaya sudah menyebar. Takutnya kalau dibuka, penyakitnya masuk ke Ciamis," kata dia.
Menurut Syarif, pihaknya juga telah memberikan obat kepada para peternak. Sebab, di kandang para peternak pasti terdapat hewan yang sakit. Hewan yang sakit itu diobati sesuai dengan penyakitnya.
Ia mengungkapkan, secara kasatmata sudah ada hewan ternak di Kabupaten Ciamis yang terindikasi PMK. Namun setelah beberapa hari, hewan ternak itu kembali sembuh."Mangkanya kami belum membuat laporan," kata dia.
Sebelumnya, personel Polsek Panjalu, Polres Ciamis, juga melakukan pendampingan kegiatan pemberian vaksin terhadap hewan ternak sapi di sejumlah kandang sapi milik peternak, Qhad (15/5/2022). Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka antisipasi dan mencegah meluasnya wabah PMK.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di dua kandang sapi yang berada di Kecamatan Panjalu, yaitu kandang sapi milik H Oyo di Dusun Paricariang dan kandang sapi milik H Aan di Dusun Garahang, Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu.
Kapolsek Panjalu, Iptu Yaya Koswara, mengatakan, pendampingan kegiatan pemberian vaksin PMK untuk sapi ini merupakan upaya Polri mendukung pemerintah dalam pencegahan meluasnya wabah PMK. "Kami di sini untuk mendukung sekaligus mendampingi petugas lapangan swadaya Dinas Perernakan dan Perikanan untuk memberikan vaksin PMK," kata dia.
Total terdapat 105 ekor sapi di kandang milik H Oyo. Seluruhnya dinilai dalam keadaan sehat. Namun, terdapat 15 ekor sapi yang demam suhu rendah akibat cuaca dan untuk antisipasi pencegahan terpapar wabah PMK, maka diberikan sutik vaksin kepada ternak tersebut.Sementara di kandang milik H Aan terdapat 100 ekor sapi. Semua sapi yang ada di kandang milik H Aan dalam keadaan sehat.
Yaya mengimbau para pemilik peternakan sapi untuk berperan aktif dalam upaya pencegahan meluasnya wabah PMK. Salah satunya yakni berani meminta bantuan penanganan pencegahan berupa suntik vaksin PMK apabila ada hewan ternak yang kurang sehat.