REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Mardiono mengatakan bahwa pertemuan dengan Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional baru bersepakat ihwal koalisi untuk pemilihan umum (Pemilu) 2024. Belum memutuskan sosok yang akan diusung sebagai calon presiden (capres) Koalisi Indonesia Bersatu.
"Belum sampai ke situ. Perjalanan masih panjang," ujar Mardiono lewat pesan singkat, Sabtu (14/5/2022).
PPP, Partai Golkar, dan PAN, jelas Mardiono, telah menyamakan pandangan dalam pertemuan yang dilakulaj di kawasan Menten, Jakarta. Khususnya, dalam membangun Indonesia ke arah yang lebih baik.
"Silaturahmi itu tidak membicarakan tentang pencapresan, melainkan diskusi politik untuk bisa membangun bangsa ke depan bisa lebih baik lagi itu yang menjadi tujuan utama," ujar Mardiono.
Adapun soal pencapresan, PPP disebutnya punya mekanisme di internalnya. Partai berlambang Ka'bah itu secara internal juga akan segera membahas siapa yang akan diusung.
"Ada mekanisme partai, itu harus menjadi keputusan resmi partai terlebih dahulu," ujar anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu.
Sebelumnya, peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Lili Romli menilai terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu yang terdiri dari Partai Golkar, PAN, dan PPP merupakan sesuatu yang bagus. Pasalnya, koalisi tersebut merupakan pertemuan antara kelompok nasionalis dan Islam.
"Terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu tersebut bagus karena bertemunya kelompok nasionalis dan kelompok Islam," ujar Romli.
Koalisi Indonesia Bersatu, nilai Romli, kemungkinan besar akan mengusung Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai capres. Mengingat partai berlambang pohon beringin itu memiliki suara tertinggi ketimbang PAN dan PPP.
"Wajar jika koalisi ini juga mengusung Airlangga Hartarto, karena ia Ketum Golkar pemilik kursi mayoritas dalam koalisi tersebut. Dengan terbentuknya koalisi ini, maka peluang adanya tiga pasang kandidat cukup besar," ujar Romli.