Jumat 13 May 2022 00:27 WIB

Sekolah di Jakbar Periksa Kesehatan Murid Cegah Penularan Hepatitis

Sekolah di Jakbar berinisiatif mengecek kesehatan siswa demi cegah hepatitis akut

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Sekolah di Jakbar berinisiatif mengecek kesehatan siswa demi cegah hepatitis akut. Ilustrasi.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Sekolah di Jakbar berinisiatif mengecek kesehatan siswa demi cegah hepatitis akut. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengelola sekolah di wilayah Jakarta Barat (Jakbar) memeriksa kesehatan murid secara rutin sebulan sekali. Hal itu dilakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran hepatitis akut terhadap murid selama Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

"Jadi puskesmas kelurahan setiap bulan datang ke sekolah memantau kesehatan anak dan memberikan imunisasi atau vaksin," kata Kepala Sekolah Dasar Negeri 11 Grogol, Limah Yuhana, saat dihubungi di Jakarta, Kamis (12/5/2022).

Baca Juga

Limah menyebutkan upaya tersebut merupakan inisiatif dari pihak sekolah karena belum ada arahan terkait hepatitis akut dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta mapun Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat. Upaya lain yang dilakukan Limah antara lain imbauan bagi guru dan pelajar agar menjaga kebersihan, kesehatan tubuh, tidak menyarankan jajan sembarangan, dan mengonsumsi makanan bergizi.

Upaya yang sama juga dilakukan Kepala Sekolah Dasar Negeri 03 Duri Kepa, Sri Sumiati. Dia memberikan imbauan kepada murid untuk mematuhi protokol kesehatan dan menjaga kebersihan lingkungan. Ke depan, pihaknya berencana untuk membuat satgas khusus untuk menangani siswa yang terpapar hepatitis akut saat PTM berlangsung.

"Mungkin ke depan Insya Allah kita buat satgas khusus seperti Satgas Covid-19," ujar dia.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan mayoritas pengidap penyakit diduga hepatitis akut di Ibu Kota berusia di bawah 16 tahun. "Dari 21 kasus, 14 orang termasuk tiga yang meninggal berusia kurang dari 16 tahun," kata Riza Patria di Balai Kota Jakarta, Kamis.

Sedangkan tujuh kasus dugaan hepatitis akut lainnya berusia di atas 16 tahun. Ia menambahkan sebanyak 14 kasus tersebut masih dalam proses penyelesaian pemeriksaan hepatitis. Dengan demikian, 14 orang tersebut masih belum masuk klasifikasi mengidap hepatitis A hingga E.

"Belum semua lengkap jenis pemeriksaan hepatitis A hingga E sehingga semua kasus masih berstatus pending classification," ucapnya.

Sedangkan tujuh orang lain karena berusia di atas 16 tahun tidak masuk kriteria Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai kewaspadaan hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebabnya. WHO melalui laman resmi who.int pada Sabtu (23/4/2022) menyebut adanya kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya menyerang anak-anak. Kasus yang disebut WHO sebagai wabah penyakit tersebut dilaporkan terjadi di 11 negara dengan jumlah laporan per 21 April 2022 mencapai 169 kasus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement