Rabu 11 May 2022 17:43 WIB

Gejala Hepatitis Akut pada Anak yang Mesti Diwaspadai Orang Tua

Jangan sampai anak baru dibawa ke faskes saat kondisinya sudah sangat menurun.

Jurnalis mengambil gambar menggunakan gawai infografis Hepatitis akut di RSUP Dr Hasan Sadikin (RSHS), Pasteur, Kota Bandung, Senin (9/5/2022). Kementerian Kesehatan melaporkan saat ini tercatat 15 kasus suspek hepatitis misterius di mana lima pasien meninggal dunia. (ilustrasi)
Foto:

Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) meminta kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah (pemda), serta sekolah mengantisipasi dengan serius kasus hepatitis misterius yang menyerang anak. Dia meminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengingatkan sekolah untuk meningkatkan protokol kesehatan (prokes).

"Kami mendesak Kemdikbudristek dan pemda membuat surat edaran sebagai pengingat, agar sekolah-sekolah meningkatkan disiplin protokol kesehatan, mencegah Covid-19 yang masih pandemi termasuk mencegah penularan hepatitis terhadap anak," ujar Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim dalam siaran persnya yang diterima Republika, Rabu (11/5/2022).

Dia mengatakan, pencegahan kasus hepatitis misterius terhadap anak ini harus menjadi perhatian lebih, khususnya bagi anak usia play group (day care), PAUD/TK, dan SD/MI. Pencegahan harus menjadi kesadaran kolektif, khususnya bagi guru, siswa, dan orang tua.

Kepala Bidang Advokasi P2G Iman Zanatul Haeri menjelaskan, surat edaran kepada sekolah, termasuk guru, siswa, orang tua, dan warga sekolah lainnya sangat penting. Dia berharap seluruhnya memiliki pemahaman yang baik terkait kasus hepatitis misterius anak.

"Apa saja indikasi gejala, faktor penyebab, langkah pencegahan, serta kiat hidup bersih demi menjaga anak agar tidak tertular," kata Iman.

P2G mendesak Kemdikbudristek, Kemeterian Agama, Kementerian Kesehatan, dan pemda meningkatkan pengawasan dan mengevaluasi ketaatan protokol kesehatan di sekolah termasuk pelaksanaan prinsip adaptasi kebiasaan baru (AKB). Sebab, P2G masih menemukan banyaknya pelanggaran protokol kesehatan di sekolah setelah kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen dimulai beberapa bulan lalu.

"Prokes banyak dilanggar warga sekolah, baik siswa maupun guru makin tak disiplin prokes. Apalagi pascamudik lebaran ini. Mestinya warga sekolah jangan dulu euforia, status Covid-19 masih pandemi belum endemi," tutur Iman.

 

Sebelumnya, Kemdikbudristek menyatakan, sudah berdiskusi dengan Kementerian Kesehatan tentang penyakit hepatitis akut yang belakangan muncul ke permukaan. Melihat adanya penyakit tersebut di tengah pandemi Covid-19 yang masih belum usai, Kemendikbudristek meminta satuan-satuan pendidikan untuk memperbaiki prokes di tempat masing-masing.

"Kami sudah berdiskusi (dengan Kemenkes mengenai penyakit hepatitis akut)," ungkap Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Menengah Kemendikbudristek, Jumeri, lewat pesan singkat kepada Republika, Selasa (10/5/2022).

Sebagaimana diketahui, hingga saat ini para peneliti belum mengetahui secara dari mana virus hepatitis akut yang menyerang anak-anak berasal. Di sisi lain, pembelajaran tatap muka (PTM) akan kembali dilaksanakan usai penambahan libur untuk Hari Raya Idul Fitri 1443 H.

"Sekolah perlu memperbaiki prokes sebagaimana sudah ada pada SKB Empat Menteri tentang Pembelajaran Selama Pandemi Covid-19," kata Jumeri.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi pada Selasa (10/5/2022) mengatakan, dari 15 pasien yang diduga suspek hepatitis akut, lima di antaranya meninggal dunia. Namun, hingga kini pihaknya masih melakukan investigasi sehingga 15 kasus tersebut masih dalam status suspek.

"Lima orang meninggal dunia di DKI Jakarta, Jawa Timur dan Sumatera Barat. Untuk hasil investigasi masih ditunggu hasil labnya. Hanya empat yang bisa sebagai pending klasifikasi yang lain masih suspek karena masih menunggu hasil labnya," ujar Nadia kepada Republika.

Nadia menambahkan, berdasarkan pemeriksaan PCR untuk Covid-19 yang dilakukan terhadap sembilan pasien mendapatkan hasil negatif. Kini, Kementeriam Kesehatan juga masih melakukan lima Penyelidikan Epidemiologis (PE), namun masih belum ditemukan pola penyebaran penyakit tersebut.

“Hasil PE sementara ini belum ketemu pola penularan,” ucapnya.

 

photo
Hepatitis akut misterius mengusik anak-anak. - (Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement