Senin 09 May 2022 19:15 WIB

Temuan 'Spektakuler' 179 Kg Kokain oleh TNI AL dan Modus Jalur Laut

Nilai total kokain yang ditemukan oleh TNI AL diperkirakan mencapai Rp 1,25 triliun.

Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono (kedua kiri) menunjukkan barang bukti narkotika jenis kokain di Koarmada 1, Jakarta, Senin (9/5/2022). Kapal Patroli TNI AL (KAL) Sangiang jajaran Koarmada I berhasil menggagalkan peredaran narkotika jenis kokain seberat 179 kilogram yang diduga penyeludupan narkotika tersebut melalui penyebrangan pelabuhan Bakaheuni - Merak. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/pras.
Foto:

 

Kepala Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Irjen Pol Kennedy mengatakan, modus operandi penyelundupan narkoba melalui jalur laut cukup tinggi. Ia mengungkapkan, 85 persen pengiriman narkoba menggunakan jalur tersebut. 

"Karena di dunia ini jalur laut itu yang paling aman dalam rangka penyelundupan atau membawa narkoba ke antar negara. Jadi 85 persen (melalui jalur laut), yang 15 persen mungkin (lewat) darat dan udara ini sangat kecil sekali," kata Kennedy kepada wartawan di Markas Koarmada I, Jakarta, Senin (9/5/2022).

Kennedy mengungkapkan, ada beberapa cara penyelundupan narkoba lewat jalur laut yang diketahui. Pertama, kata dia, modus operandinya adalah dengan cara melemparkan bungkusan narkoba tersebut ke laut sesuai titik koordinat yang telah disepakati oleh para pelaku. 

"Sehingga (nanti) ada yang menjemput sudah dikasih titik koordinat, ada pelampung itu yang diambil," ungkap dia. 

Selain itu, modus yang lain, yakni perpindahan barang dari satu kapal ke kapal lainnya atau ship to ship. "Jadi di tengah laut yang biasa kami tangkap, terutama di daerah Andaman, Aceh itu kami ke sana juga, nangkep perpindahan dari kapal ke kapal, ship to ship," jelas Kennedy. 

"Jadi modus ini yang biasa digunakan oleh para sindikat narkoba untuk memasukan narkoba ke Indonesia," tambahnya menjelasnya. 

Menurut Kennedy, penemuan narkoba jenis kokain seberat 179 kilogram di Selat Sunda yang dilakukan oleh TNI AL merupakan temuan yang sangat banyak. "Apalagi masa pandemi ya, ini tangkapannya yang sangat luar biasa, yang spektakuler, yang banyak sekali gitu loh," ujarnya. 

Dia menambahkan, BNN bersama dengan sejumlah pihak terkait akan terus menyelidiki kasus penemuan kokain tersebut. Selain mencari tahu siapa pelaku dibalik penyelundupan barang haram itu, Kennedy menuturkan, pihaknya juga akan menelusuri apakah kokain ini bakal diedarkan di Tanah Air atau hanya menggunakan perairan Indonesia sebagai jalur pendistribusian. 

Sebab, ia menuturkan, penggunaan kokain maupun heroin di Indonesia sangat kecil dibandingkan dengan narkoba jenis sabu-sabu. "Ini yang sedang kami pelajari. Memang adanya begini, jadi saat sekarang untuk penggunaan kokain atau heroin dan sejenisnya yang dari tumbuhan ini sangat kecil sekali pangsa pasarnya di Indonesia. Dan sekarang banyak menggunakan amfetamin atau sabu yang beredar di Indonesia," ungkap dia. 

Kennedy menuturkan, pihaknya akan membawa barang tersebut ke laboratoriun untuk mengecek dari mana asalnya. Sebab,  jelas dia, ada tiga sumber kokain atau heroin. 

"Ada tiga sumber kokain atau heroin ini dari golden triangle Myanmar dan sekitarnya, golden greson dari Afganistan, Irak dan Pakistan. Dan ada golden peacock dari Amerika Latin," ungkap Kennedy. 

Selain itu, Kennedy mengatakan, BNN juga bakal terus melakukan penyelidikan untuk mengetahui siapa pelaku yang membuang kokain itu di tengah laut. "Karena ada barang ini pasti ada pelakunya itu. Kami juga sudah bekerja dari tadi malam untuk mengungkap," jelasnya. 

 

photo
Kampanye Lawan Narkoba Duterte Bunuh Anak-Anak - (Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement