REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Adi Prayitno menilai, pertemuan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai pencanangan duet Prabowo-Puan Maharani.
Adi Prayitno menanggapi silaturahim Prabowo ke kediaman Megawati Soekarnoputri, di Jalan Teuku Umar, Jakarta, Senin (2/5). Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia meyakini pertemuan itu lekat dengan persiapan menjelang Pilpres 2024.
"Ya pasti dikaitkan dengan Pilpres 2023, kalau cuma silaturahim biasa kan bisa lewat telepon, video call, beres kan? Pasti ada kaitannya dengan 2024," kata Adi, Ahad (8/5).
Menurut Adi, kendati pertemuan itu tidak diakui sebagai persiapan Pilpres 2024, hal itu tidak menampik adanya faktor kedekatan antara Megawati dan Prabowo. "Memang gak ada (obrolan) pilres, tapi silaturahim ini kan semakin menegaskan bahwa Prabowo cukup lengket dengan Megawati," katanya.
Duet Prabowo-Puan beberapa waktu lalu mendapati hasil positif berdasarkan Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). "Artinya duet Prabowo-Puan itu relatif leading, setidaknya dua orang ini sudah sama-sama mulai dikenal oleh publik terkait Pilpres 2024. Jadi silaturahim politik itu kemarin seakan-akan menambah amunisi supaya publik terus bicara tentang kemungkinan Prabowo-Puan bisa duet bareng," katanya.
Survei SMRC menunjukkan bahwa jika yang bertarung hanya dua pasangan, Prabowo Subianto-Puan Maharani melawan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono, hasilnya Prabowo-Puan mendapatkan 41 persen, Anies-AHY 37,9 persen, dan 21 persen yang belum menentukan pilihan.
Sedangkan dalam simulasi Prabowo-Puan melawan Ganjar-Airlangga, maka Prabowo-Puan didukung 39,3 persen, Ganjar-Airlangga 40,3 persen, dan 20,5 persen yang belum menentukan pilihan.