REPUBLIKA.CO.ID, TEBINGTINGGI -- Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra mendampingi Kakor Sabhara Polri Irjen Pol Priyo Widyanto dalam kunjungannya guna mengecek Pos Terpadu Exit Tol Tebingtinggi. Irjen Pol Priyo ingin memastikan kesiapan Pintu Tol Tebingtinggi dan Pos Terpadu Polres Tebingtinggi menghadapi arus mudik tahun ini.
Irjen Pol Priyo mengatakan harus ada koordinasi antar instansi baik itu Polri,TNI, Dinas Perhubungan, Satpol PP, Jasa Marga dan Dinas Kesehatan sepanjang mudik. Apalagi operasi ketupat berlangsung cukup lama yaitu selama 12 hari berturut.
"Mengingat lamanya pelaksanaan operasi ini, agar anggota harus bisa mengendalikan emosi. Anggota kita sudah capek jadi bawaannya emosi, dan itu harus dihindari," kata Irjen Pol Priyo dalam keterangan pers yang dikutip Republika, Jumat (29/4/2022).
Priyo memprediksi peningkatan kepadatan lalu lintas saat mudik tahun ini. Sebab pada tahun inilah masyarakat diizinkan kembali ke kampung halaman. "Perlu ketahui bersama bahwa baru tahun ini masyarakat diijinkan pulang kampung setelah 2 tahun dilakukan PPKM jadi kemungkinan akan ada peningkatan kepadatan lalu lintas," ucap Priyo.
Dalam kunjungannya, Priyo sempat menemukan titik kemacetan di Simpang Takari. Ia meminta aparat kepolisian harus mengetahui cara bertindak, terutama masalah kenderaan yang parkir di pinggir jalan. "Tegur dengan lembut dan humanis agar kendaraannya dipinggirkan," pinta Priyo.
Pada kesempatan itu, Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, mengucapkan terima kasih karena kesiapan personil pengamanan dari masing instansi baik Polri,TNI, Dishub, Sat Pol PP, Jasa Marga dan Dinas Kesehatan.
“Perlu rekan-rekan ketahui, pos ini merupakan pos terpadu, yang berarti ini pos merupakan pos perpaduan antar instansi dan keterkaitan. Kemudian agar perwiranya membuat jadwal piket anggotanya. Pelaksanaan piket selama 1×12 jam, dan secara bergantian,” ucapnya.
Panca menuturkan agar bawahannya memahami cara bertindaknya, siapa dan berbuat apa kala macet melanda. Ia meminta sudah terjadi kemacatan harus ada koordinasi dengan personil yang berada di luar tol.
"Harus ada rambu lalu lintasnya dengan ukuran besar supaya masyarakat mengetahui arah jalan. Apabila ada kekurangan, masih ada waktu untuk memperbaikinya,” tutur Panca.