REPUBLIKA.CO.ID, GARUT--Pemerintah pusat sejak awal Ramadhan telah mempromosikan Jalan Lintas Pantai Selatan (Pansela) untuk dilalui pemudik. Jalan nasional yang melintas di sepanjang Pantai Selatai Jawa itu dinilai memiliki pemandangan indah yang dapat dinikmati pemudik.
Namun hingga H-3 Lebaran, kondisi Jalur Pansela masih sepi. Tak banyak kendaraan yang melintas, seperti hari-hari biasanya.
"Saya sempat meninjau dari udara, Jalur Pantai Selatan masih sepi," kata Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, saat meninjau Pos Terpadu Limbangan di Kabupaten Garut, Jumat (29/4/2022).
Ia meminta semua pihak ikut mengampanyekan Jalur Pansela. Sebab, jalur tersebut memiliki pemandangan yang sangat indah dan belum banyak dimanfaatkan. Apabila banyak pemudik yang melintasi jalur itu, kepadatan kendaraan di jalan lainnya bisa sedikit diurai.
Selain itu, di Jalur Pansela juga banyak warung yang tersedia. Dengan begitu, pemudik yang melintasi jalur itu tak perlu khawatir untuk makan. "Koneksi memang ada beberapa ruas yang masih sulit. Namun sulitnya tidak lama, setelah itu jalannya mulus dan tak banyak hambatan," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat (Jabar), Dani Ramdan, menilai, Jalur Pansela merupakan salah satu jalan yang memiliki pontensi bencana yang cukup tinggi. Selain tanah longsor, bencana angin kencang juga berpotensi terjadi dan dapat menyebabkan pohon tumbang.
Karena itu, ia menyarankan pemudik yang hendak melintasi Jalur Pansela untuk memantau potensi bencana dari aplikasi Inarisk. "Soalnya di sana berpotensi longsor dan cuara ekstrem. Paling rawan itu dari Sukabumi ke Pelabuhan Ratu. Sepanjang Garut sampai Pangandaran juga potensinya tinggi," kata dia.
Ia menjelaskan, kondisi fisik jalan di jalur itu sudah sangat baik. Namun, jalur itu tak seramai Jalur Pantai Utara (Pantura). Kendaraan yang melintas di Jalur Pansela masih minim. Fasilitas pendukung yang ada di Jalur Pansela juga masih terbatas.