Surabaya - Proses penyelidikan Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri Cabang Surabaya atau Polda Jatim untuk mencari penyebab kebakaran di Tunjungan Plaza (TP) 5 Surabaya telah rampung. Penyebab utama kebakaran ialah adanya akumulasi pemanasan yang dipicu hubung longgar listrik alias loose contact. Lantas, apakah ada unsur kesengajaan?
Kabid Labfor Polda Jatim Kombes Pol Sodiq Pratomo saat ditanya enggan membeberkan dugaan kesengajaan dalam peristiwa kebakaran di TP 5 Surabaya. Namun, ia menyiratkan ada unsur tersebut bila merujuk pada penyebab kebakaran.
Sodiq menjelaskan, loose contact termasuk dalam salah satu kategori korsleting listrik. Penyebabnya ada tiga macam. Pertama, yakni overload. Korsleting listrik akibat overload lebih mungkin disebabkan kapasitas kabel tidak mampu menahan laju arus listrik sehingga terjadi panas pada kabel. Kemudian lapisan pembungkus kabel tersebut meleleh dan mengenai benda-benda berbahan mudah terbakar di dekatnya.
Kedua, ada kebocoran arus listrik. Korsleting yang disebabkan kebocoran arus listrik lebih mungkin terjadi ketika terdapat kabel yang saling bersebelahan, terkena air, atau kondisi lapisan pembungkusnya terbuka.
"Itu tidak menempel, tapi juga bisa jadi keluar percikan," jelas Sodiq, Kamis (28/4/2022).
Nah, untuk kejadian kebakaran di TP 5 Surabaya berdasarkan hasil Labfor Polda Jatim, korsleting listrik yang terjadi ialah loose contact. Korsleting yang disebabkan loose contact ternyata lebih mungkin terjadi saat seseorang sedang mencabut sebuah colokan yang kondisi lubangnya longgar. Biasanya, kondisi colokan seperti itu dapat memicu percikan listrik yang berpotensi memicu kebakaran.
"Kalau ini seringnya jika Anda saat mencopot colokan longgar akan muncul percikan. Nah, yang terjadi sekarang (kebakaran TP-5), hubung longgar (loose contact) di terminal arah lampu," papar Sodiq.
Namun, ia enggan menegaskan bahwa ada unsur kesengajaan dalam peristiwa tersebut. Sodiq menyerahkannya ke penyidik yang menangani, yakni Satreskrim Polrestabes Surabaya. Dia hanya menitipkan imbauan kepada masyarakat untuk lebih memperhatikan kualitas perkakas perangkat kelistrikan.
Masyarakat diimbau untuk menggunakan alat kelistrikan yang memiliki kualitas baik atau berstandar SNI. Masyarakat juga diimbau tidak menggunakan colokan secara bertumpuk-tumpuk untuk menyalurkan sistem kelistrikan pada bangunan rumah atau tempat bekerja.
Jika didapati adanya gejala awal korsleting listrik, masyarakat segera mematikan sumber arus utama penyuplai listrik pada bangunan. Kemudian dilakukan intervensi penanganan tangga darurat, seperti menyemprot dengan alat pemadam api ringan (APAR) berbahan serbuk, atau dengan air melalui hydrant.
"Tanggap darurat kalau ada insiden, ya dimatikan dulu listrik yang depan. Sumber listrik sikring dimatikan," tandasnya.
Baca Juga: Update Kebakaran TP 5 Surabaya, Ini Penyebab Utamanya Versi Tim Labfor