Kamis 28 Apr 2022 06:59 WIB

ICMI Dorong Kebijakan Berbasis Sains dalam Optimalisasi Potensi Kemaritiman

Penguatan sains dan akurasi data kunci utama memajukan ekonomi maritim Indonesia

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nashih Nashrullah
Penguatan sains dan akurasi data kunci utama memajukan ekonomi maritim Indonesia. Ilustrasi maritim Indonesia.
Foto:

Rokhmin memaparkan tantangan pengembangan ekonomi maritim. Antara lain, sebagian besar usaha perikanan dilakukan secara tradisional dan berskala usaha kecil dan mikro sehingga tingkat pemanfaatan SDI, produktivitas, dan efisiensi usaha perikanan pada umumnya rendah, ukuran unit usaha perikanan sebagian besar tidak memenuhi skala ekonomi dehingga keuntungan bersih atau pendapatan lebih kecil dari 4,5 juta per orang per bulan alias miskin.

"Sebagian besar usaha perikanan belum dikelola dengan menerapkan sistem manajemen rantai pasok terpadu sehingga tidak ada kepastian harga jual ikan bagi nelayan dan pembudidaya, kontinuitas pasokan bahan baku bagi industri hilir tidak terjamin dan risiko usaha menjadi tinggi," ucap Rokhmin.

Rokhmin mengatakan, investasi dan bisnis di sektor kemaritiman yang besar dan modern sehingga hanya menguntungkan industri maritim yang dimiliki asing atau koperasi nasional yang rendah jiwa nasionalismenya.

Dengan begitu, keuntungan usahanya dibawa ke negara asalnya atau ke Jakarta yang membuat negara hanya mendapatkan nilai ekonomi yang rendah dan masyarakat lokal tetap miskin.

"Tingkat pemanfaatan sektor sektor ekonomi maritim masih rendah dan belum optimal akibatnya kontribusi ekonomi maritim bagi perekonomian nasional dan kesejahteraan bangsa pun belum signifikan," lanjut dia.

Rokhmin juga menyoroti rendahnya akses nelayan, pembudidaya ikan dan UKM kemaritiman lainnya kepada sumber permodalan, teknologi, infrastruktur, informasi, dan aset ekonomi produktif lainnya.

Tak hanya itu, kualitas sdm nelayan dan pembudidaya ikan pada umumnya masih relatif rendah, serta kebijakan politik ekonomi kurang kondusif di mana kredit perbankan untuk ekonomi maritim bunganya relatif lebih tinggi dengan persyaratan yang rumit.

"Saya mengusulkan kepada pemerintah ada 16 kebijakan pembangunan kemaritiman antara lain penegakan kedaulatan wilayah laut NKRI, penguatan dan pengembangan diplomasi maritim, revitalisasi seluruh sektor dan bisnis ekonomi maritim eksisting, pengembangan pengembangan sektor dan bisnis ekonomi maritim konvensional di wilayah pesisir dan laut baru, pengembangan sektor ekonomi maritim baru seperti industri bioteknologi kelautan, deep sea mining, deep see water industri, dan fiber optik," kata Rokhmin.

 

Rokhmin meyakini jika ekonomi maritim dikembangkan dan dikelola dengan menggunakan inovasi iptek dan manajemen mutakhir, maka sektor ekonomi kelautan akan mampu berkontribusi secara signifikan dalam mengatasi sejumlah permasalahan bangsa, khususnya pengangguran, kemiskinan, ketimpangan sosial, ekonomi, disparitas pembangunan antarwilayah dan secara simultan dapat mengakselerasi terwujudnya Indonesia emas pada 2045, bahkan bisa lebih cepat," kata Rokhmin.        

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement