Kamis 28 Apr 2022 01:00 WIB

Berobat Salah Satu Modus Rekrutmen NII di Dharmasraya

Setelah naik level pengajian, kemudian mulai mengharamkan Pancasila.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Agus Yulianto
Ratusan warga Dharmasraya mencabut baiat keanggota NII.
Foto:

Mengharamkan Pancasila

Karena ia tak lagi diasupin dengan pengajian tentang praktik beragama, tapi sudah mengarah kepada mengharamkan Pancasila. “Ketika mereka mulai mengajarkan kalau Pancasila itu haram, saya berhenti,” ujar Ita.

Ita, Rumai dan ratusan warga Dharmasraya lainnya hari ini mengikuti pencabutan bai’at sebagai anggota NII. Mereka mengucapkan sumpah setia kepada NKRI dan Pancasila sebagai dasar negara. Pencabutan bai’at ini dilakukan di Auditorium Kantor Bupati Dharmasraya, Rabu (27/4).

Suparman (52) warga Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatra Barat, mengaku, pernah ikut pengajian dengan sejumlah orang yang bulan lalu ditangkap Densus 88 Antiteror. 12 warga Dharmasraya pada Maret 2022 lalu ditangkap itu ternyata adalah jaringan organisasi terlarang, Negara Islam Indonesia (NII).

Suparman mengaku, dirinya ikut pengajian bersama orang-orang NII itu pada 2015 sampai 2016 lalu. Ketika itu ia bersama warga lain tertarik ikut pengajian karena diajak untuk belajar ilmu agama Islam lebih dalam.

“Awalnya diajak untuk kebaikan. Diajak pengajian siapa yang tidak mau. Tapi ternyata ujung-ujungnya diajak mengkhianati Pancasila,” kata Suparman, di Pulau Punjung Dharmasraya, Rabu (27/4).

Suparman mengatakan, dirnya keluar dari pengajian yang dilakukan door to door itu setelah setahun bergabung. Karena setelah setahun menjalani, ia bersama sejumlah warga lain menemukan banyak ketidakcocokan dengan ideologi bangsa.

Meski sudah keluar dari pengajian orang-orang NII itu, nama Suparman tidak dihapus dari daftar. Sehingga sampai hari ini, namanya dan keluarga masih tercantum sebagai anggota organisasi terlarang itu. 

Hari ini, Suparman bersama 343 warga Dharmasraya lainnya yang disebut sebagai anggota NII melakukan pencabutan bai’at dan bersumpah setia kembali ke dalam NKRI.

Suparman melihat, mayoritas nama masyarakat yang dicatut masuk ke dalam anggota NII itu adalah korban penyesatan pemikiran eksrem. Menurut dia target empuk NII ini dalam menyebarkan ideologinya adalah orang-orang yang jiwa patriotnya rendah. Sehingga mudah diajak untuk melawan ideologi negara.

Dia meyakini, saat ini, dari ratusan warga Dharmasraya yang tercatat sebagai anggota NII yang aktif hanya sekitar 25 orang. Selebihnya sudah keluar dan tidak aktif karena ajaran yang disebarkan NII bermuatan ide memecah belah persatuan NKRI.

 

“Kasihan warga yang tidak tahu apa-apa dan tiba-tiba disebut sebagai anggota NII,” ujar Suparman. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement