REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Kepolisian Resor Garut mengantisipasi adanya hambatan bencana alam seperti tanah longsor dan pergerakan tanah di beberapa titik jalur mudik yang memiliki potensi bencana di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, dengan menyiapkan kendaraan alat berat dan personel untuk pengaturan lalu lintas.
"Secara terpadu kami sudah antisipasi kerawanan salah satunya bencana alam," kata Kepala Kepolisian Resor Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono.
Ia menuturkan Kabupaten Garut masih sering dilanda hujan dengan curah cukup tinggi sehingga harus menjadi perhatian pengguna jalan untuk selalu waspada saat berkendara, terutama di jalur rawan bencana.
Polisi bersama BPBD Garut, kata Kapolres, bersinergi untuk melakukan antisipasi maupun upaya penyelamatan dan menghindari risiko apabila terjadi bencana alam.
"Masih tingginya curah hujan maka kami imbau lokasi tertentu, sudah ada imbauan curah hujan tinggi, sudah ada mitigasi dari BPBD jadi ada tindakan pencegahannya," kata dia.
Ia menyampaikan, kepolisian dan instansi terkait lainnya juga telah siap siaga dengan menyiapkan tiga kendaraan alat berat di jalur Limbangan, kemudian di jalur Cilawu yang memiliki potensi bencana tanah longsor.
"Di jalur Limbangan ini ada tiga (alat berat), termasuk di Cilawu juga disiapkan, berdasarkan sejarah, seperti saat Nataru adalah Cilawu, termasuk jalur ini di Limbangan," katanya.
Ia menambahkan selain jalur utama mudik, ada juga jalur alternatif yang rawan terjadi bencana alam maupun rawan kecelakaan karena masih minimnya rambu-rambu dan penerangan jalan.
Ia menyebutkan jalan alternatif itu salah satunya Cijapati yang menghubungkan Kabupaten Bandung dengan Kadungora, Garut tidak direkomendasikan untuk dilintasi pemudik.
"Setelah kita lakukan survei, itu tidak kami rekomendasikan karena pertama penerangan kurang, kemudian masih ada jalan yang belum baik," katanya.