REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok, Sumatra Barat, melalui Satuan Tugas (Satgas) pangan Kabupaten Solok memantau harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional menjelang perayaan hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah.
"Kegiatan ini merupakan hari kedua di mana sebelumnya telah dilaksanakan juga memantau harga sembako ke pasar tradisional Alahan Panjang," kata Kabag Perekonomian, Pemerintah Kabupaten Solok Yossi Agusta di Solok, Ahad (24/4/2022).
Pemantauan harga bahan pokok hari ini dilakukan oleh tim Satgas pangan Kabupaten Solok di Pasar Tradisional Sumani, Kecamatan X Koto Singkarak. Kegiatan tersebut juga bertujuan untuk menjaga kestabilan harga bahan pokok menjelang hari raya Idul Fitri 1443 Hijriah agar tidak terjadi lonjakan harga.
Selain itu, kegiatan tersebut juga dilakukan guna melakukan survei terhadap 12 harga bahan pokok yang diantaranya berupa beras, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi, daging ayam, telur ayam, gula pasir, dan minyak goreng. Kegiatan itu juga disambut baik oleh masyarakat Nagari Sumani yang sedang berbelanja di pasar.
Masyarakat yang berbelanja di pasar itu berharap dengan perhatian dari pemerintah Kabupaten Solok nantinya bisa tetap menjaga kestabilan harga bahan pokok hingga hari raya Idul Fitri nanti. Yossi juga menyampaikan untuk saat ini setelah melakukan monitoring ke sejumlah pasar tradisional masih belum terjadi lonjakan signifikan harga dari 12 bahan pokok, khususnya di pasar tradisional Sumani.
"Dari survei kita di lapangan dapat kita lihat harga bahan pokok masih stabil dan tidak terjadi peningkatan yang begitu signifikan," ujar dia.
Ia mengharapkan harga bahan pokok tersebut dapat bertahan hingga Lebaran nanti sehingga bisa mempermudah masyarakat dalam mencukupi kebutuhannya menjelang Hari Raya Idul Fitri nanti.
Berdasarkan hasil pemantauan komoditi yang mengalami kenaikan adalah bawang merah mencapai Rp35 ribu per kilogramnya. Harga bawang merah naik karena secara nasional produksi turun akibat luas penanaman yang berkurang.
Selain itu, kenaikan harga bawang merah juga disebabkan karena produktivitas menurun akibat perubahan cuaca ekstrim di akhir tahun 2021 dan awal 2022. Stok di sentra produksi cukup sampai bulan Mei. Kenaikan terjadi bukan karena pasokan berkurang di produsen atau terkendala distribusi.
Berbeda dengan harga cabai lebih stabil karena luas lahan tanam naik walaupun produktivitas agak menurun, tetapi kebutuhan tercukupi secara nasional sehingga harga diperkirakan stabil.