Jumat 22 Apr 2022 22:28 WIB

Pentingnya Kolaborasi Lintas Negara Rancang Solusi Berbasis Budaya

Budaya bisa menjadi salah satu instrumen solusi hadapi dampak pandemi Covid-19

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Nashih Nashrullah
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim,  menilai budaya bisa menjadi salah satu instrumen solusi hadapi dampak pandemi Covid-19
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim, menilai budaya bisa menjadi salah satu instrumen solusi hadapi dampak pandemi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melaksanakan Senior Officials Meeting (SOM) G20 Culture Perdana dalam rangkaian Pertemuan Tingkat Menteri Kebudayaan G20. 

Pada kesempatan itu, Mendikbudristek, Nadiem Makarim, mengungkapkan pentingnya kolaborasi negara-negara dalam merancang solusi berbasis budaya untuk mewujudkan pemulihan yang berkelanjutan. 

Baca Juga

"Sudah saatnya bagi kita semua untuk bertemu pada hari ini dan mendorong aksi bersama untuk memulihkan sektor budaya. Saya ingin menekankan, kita di sini bukan untuk mencari solusi jangka pendek, tetapi solusi jangka panjang yang menjadikan budaya sebagai pendorong pembangunan berkelanjutan," ujar Nadiem kepada para delegasi SOM G20 Culture Perdana, Jumat (22/4/2022).

Nadiem menyampaikan, kebudayaan adalah DNA bangsa Indonesia. Di mana hal tersebut sejalan dengan yang sering ditegaskan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. 

Nadiem mengatakan, kepemimpinan Kemendikbudristek pada G20 bidang kebudayaan merupakan kesempatan untuk membuktikan Indonesia sebagai negara adidaya kebudayaan dan menunjukkan Presidensi Indonesia pada G20 mampu mengajak dunia bergotong royong untuk mewujudkan pemulihan bidang kebudayaan.

"Sesuai dengan arahan Bapak Presiden agar kita dapat menghadirkan hasil yang konkret dari Presidensi Indonesia, G20 Culture Minister's Meeting yang diawali dengan pertemuan perdana SOM G20 Culture ini akan memperkuat aksi kolektif dalam pemulihan bidang seni dan budaya yang terpukul akibat pandemi," jelas Nadiem.

Nadiem juga meyakini, beragam solusi untuk pemulihan dapat diperoleh dari tradisi dan ekspresi budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun. Di mana semua itu terbukti berhasil menjaga harmoni antara sesama manusia, juga antara manusia dengan alam.

"Kita memiliki sistem pangan lokal yang menghormati martabat makhluk hidup, praktik fesyen berkelanjutan yang mendukung pemanfaatan bahan-bahan alami, serta pengetahuan dan teknologi yang mendorong gaya hidup ramah lingkungan. Itu yang dapat kita tawarkan untuk dunia," tutur Nadiem.

Selanjutnya, kata Nadiem, pertemuan tingkat pejabat tinggi bidang kebudayaan itu akan membahas beberapa tantangan dan potensi terkait agenda pemulihan global berkelanjutan. Hal tersebut berkesesuaian dengan tema "Culture for Sustainable Living" atau "Kebudayaan untuk Kehidupan Berkelanjutan".

"Nantinya jika disepakati bersama, secara resmi kita akan meluncurkan 'Global Arts and Culture Recovery Fund' yang diprakarsai oleh kepemimpinan Kemendikbudristek pada Presidensi G20 Indonesia. Hanya melalui kolaborasi global, kita dapat pulih bersama dan bangkit dari masa yang penuh tantangan ini," ungkap dia.

Nadiem mengatakan, dengan dukungan dari Negara-negara Anggota G20, negara-negara undangan khusus, dan UNESCO platform pendanaan kebudayaan "Global Arts and Culture Recovery Fund" akan berperan sebagai sarana pendukung pemulihan sektor ekonomi kebudayaan, terutama di negara-negara berkembang yang dihantam keras oleh pandemi.

Puncak dari G20 bidang Kebudayaan adalah Culture Ministers’ Meeting yang akan diselenggarakan di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, pada 12 dan 13 September 2022.

Pada pertemuan para Menteri Kebudayaan ini, Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan akan menyelenggarakan serangkaian kegiatan, antara lain Kirab Budaya, Rapat Raksasa, Konser G20, dan Ruwatan Bumi.

Kirab Budaya dan Rapat Raksasa rencananya akan dihadiri oleh tidak kurang dari 2.000 pelaku budaya, masyarakat adat, dan komunitas budaya. Sedangkan Konser G20 akan melibatkan kolaborasi musisi dari negara-negara G20. 

Selain itu, Ruwatan Nusantara, Student Festival, Indonesia Bertutur, Konferensi Internasional Kebudayaan Indonesia, dan beragam kegiatan lainnya akan diselenggarakan untuk menyukseskan G20 bidang Kebudayaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement