Jumat 22 Apr 2022 15:56 WIB

Hari Kartini, Shandy Purnamasari Beri Penghargaan 10 Perempuan Mandiri

Kartini merupakan sosok perempuan tangguh yang telah memberikan keteladanan.

founder dari Komunitas Perempuan Level Up, Shandy Purnamasari memberikan apresiasi kepada 10 kartini Indonesia masa kini.
Foto:

Shandy melanjutkan melalui komunitas ini pihaknya secara rutin memfasilitasi kelas dan seminar untuk membekali para anggotanya. Ragam kelasnya antara lain kelas Pengenalan Diri, Kelas Bisnis Dasar dan kelas Sosial Media. Selain itu, ada pula kelas yang diadakan sesuai permintaan anggota seperti kelas belajar make up dan masih banyak rancangan kelas lainnya yang akan dilakukan berkala di bulan Mei mendatang. 

“Intinya melalui Komunitas Perempuan Level Up ini kami menginginkan wanita itu bisa menjadi sosok yang mandiri. Itulah sebabnya kami membekali para perempuan dengan beragam kemampuan dasar. Kami juga ingin komunitas ini bisa menjadi sebuah zona aman dan nyaman untuk dapat saling berbagi dan menguatkan sesama perempuan Indonesia dalam lintas profesi,” katanya. 

Berikut adalah daftar 10 Kartini versi Perempuan Level Up:

1.      Rousantya ( 29 tahun) Bidan

Seorang Bidan yang bekerja di rumah sakit swasta ini telah membantu menangani lebih dari 500 kelahiran. Rousantya juga pernah membantu kelahiran ibu-ibu tuna wisma secara cuma-cuma dan mmembantunya sampai proses pemulihannya sempurna.

2.      Yelis Safitri (30 tahun) Penulis Program TV 

Yelis adalah seorang perempuan muda yang bekerja sebagai penulis. Baginya profesi penulis sering sekali diabaikan padahal, penulis adalah batang tubuh sebuah karya. 

3.      Dwina Aggita Lubis ( 33 tahun)Make up Artist 

Perempuan yang disapa Gita ini sudah menekuni dunia  tatarias selama 8 tahun. Di era pandemi, pekerjaannya nyaris tidak menghasilkan namun dirinya tetap semangat dan menekuni profesinya serta mencari peluang baru dengan membuka kelas-kelas make up 

4.      Tirkem (45 Tahun) Buruh cuci 

Ibu tirkem mulanya adalah pengusaha warteg yang kemudian terlibas pandemi. Akhirnya dirinya menyambung kehidupan dengan menjadi buruh cuci di komplek perumahannya untuk menghidupi keluarganya

5.      Halimah (60 Tahun)Penjahit

Sudah menjadi penjahit sejak tahun 1978, Halimah merasa bersyukur dengan talenta yang dimiliki karena dirinya dapat membiayai keluarganya bahkan sejak suaminya sudah tidak lagi memiliki penghasilan selama puluhan tahun. Halimah berperan sebagai ibu dan pencari nafkah.

6.      Eka (31tahun) Pengemudi Ojek Online

Eka adalah mantan pekerja instansi pemerintah yang dirumahkan. Dirinya menjajal sebagai pengemudi ojek online karena ratusan surat lamarannya tidak ada yang menerimanya. Eka merasa lebih baik tetap bekerja meski resikonya sangat tinggi.

7.      Sari ( 46 tahun) Asisten rumah tangga

Sari adalah asisten rumah tangga yang menghidupi keluarganya. Dirinya merasa bahagia menjalani perannya meski ada beberapa cibiran yang diterimanya, Sari tetap semangat karena dirinya memiliki pekerjaan yang halal

8.      Anita ( 50tahun) Pekerja penanganan sarana dan prasarana umum

Sebagai orang tua tunggal. Afifah merasa sangat bersyukur tetap mendapatkan pekerjaan sebagai petugas PPSU. Meski lelah dan letih, Anita menjalaninya dengan sepenuh hati 

9.      Afifah (50tahun) Penjual Sayur 

Afifah sudah menjadi penjual sayur sejak 30 tahun lalu. Dirinya merasa sering diremehkan tetapi bagaimanapun juga, pekerjaan ini adalah satu-satunya sumber pendapatan keluarga.

10.  Sri Widyastuti (53tahun) Guru Mengaji 

Seorang Guru mengaji yang juga kini berperan sebagai pencari nafkah keluarganya. Selain itu, Tuti juga sering memberikan kelas mengajar gratis untuk anak-anak di sekitar rumahnya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement