Kamis 21 Apr 2022 14:42 WIB

Maluku Lumbung Ikan Nasional, Pemuda Maluku Perlu Kuasai Iptek Kelautan dan Perikanan

Ada empat faktor yang menentukan peran pemuda.

Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS menjadi nara sumber  Seminar Sehari & Musda  KNPI Maluku yang diadakan di Gedung PKK Provinsi  Maluku, Rabu ( 20/4).
Foto: Dok RD Institute
Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS menjadi nara sumber Seminar Sehari & Musda KNPI Maluku yang diadakan di Gedung PKK Provinsi Maluku, Rabu ( 20/4).

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON – Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS mengatakan, para pemuda Maluku perlu menguasai Iptek tentang kelautan dan perikanan. Hal itu sebagai modal bagi mereka untuk terjun dalam pembangunan kelautan dan perikanan Maluku.

“Maluku merupakan lumbung ikan nasional. Maka pemuda Maluku perlu menguasai Iptek tentang kelautan dan perikanan agar bisa mengambil peran dalam pembangunan kelautan dan perikanan Maluku,” kata Prof Rokhmin Dahuri saat menjadi nara sumber  Seminar Sehari & Musda  KNPI Maluku yang diadakan di Gedung PKK Provinsi  Maluku, Rabu ( 20/4).

“Peran pemuda dalam pembangunan kelautan dan perikanan Maluku, bagi anda yang masih sekolah atau kuliah à Pastikan anda: (1) menguasai Iptek  tentang kelautan dan perikanan; (2) memiliki kapasitas digital (komputer, HP, dan gadget lainnya); (3) punya kemampuan analisis dan pemecahan masalah yang baik; (4) kreatif dan inovatif; (5) memiliki jiwa wira usaha (entrepreneurship); (6) senang bekerjasama dalam kebajikan; dan  (7) mampu menguasai minimal satu bahasa asing (Inggris, Arab, Mandarin, atau lainnya),” papar Prof Rokhmin seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Selain itu, ia menambahkan, (8) memiliki etos kerja unggul (seperti punya motivasi tinggi, kerja keras, disiplin, dan pantang menyerah); (9) ber akhlak mulia (jujur, amanah, fathonah, tabligh, sabar, bersyukur, dan berbagi kelebihan serta kasih sayang kepada sesama); dan (10) beriman dan taqwa menurut agama masing-masing. “Caranya adalah  rajin belajar, praktikum, penelitian, diskusi ilmiah, kegiatan ekstrakurikuler yang baik, dan pengabdian kepada masyarakat, dekat dan berdoa kepada Tuhan YME,”  ujarnya.

Prof Rokhmin menegaskan, Yakni, kebijakan publik tentang kepemudaan atau alokasi sumberdaya ekonomi yang dapat diakses pemuda; dan sumberdaya alam yang tersedia yang dapat menarik pemuda untuk terjun ke dalam industri pemanfaatan sumberdaya alam tersebut.

Selain itu, kapital sosial (social capital) yang dimiliki pemuda yang memungkinkan yang bersangkutan dapat mendayagunakan modal tersebut untuk mengaktualisasikan peranannya. “Yang juga menentukan adalah kemampuan kewirausahaan serta karakteristik individu yang memungkinkan pemuda dapat ikut ambil bagian dalam pembangunan,” tuturnya.

Sebelumnya Rokhmin mengemukakan, Provinsi Maluku merupakan lumbung ikan nasional. Menurutnya, ada beberapa alas an. Pertama, lebih dari 92 persen wilayah Provinsi Maluku berupa laut, dengan potensi produksi perikanan terbesar di antara 34 Provinsi NKRI.

Kedua, sampai sekarang tingkat pemanfaatan ekonomi perikanan tangkap maupun perikanan budidaya Provinsi Maluku masih sangat rendah. “Itu saja, kontribusi sektor KP terhadap PDRB Provinsi  Maluku mencapai 12,8 persen, tertinggi di Indonesia,” ungkapnya.

Ketiga, sementara itu, permintaan (demand) di dalam negeri maupun ekspor untuk komoditas dan produk olahan ikan serta biota laut lainnya, termasuk produk industri bioteknologi kelautan terus meningkat. “Hal itu  seiring dengan pertambahan penduduk dunia dan kesadaran publik akan gizi ikan yang lebih sehat dan mencerdaskan,” ujarnya. 

“Oleh sebab itu, bila pembangunan ekonomi kelautan (perikanan tangkap di laut, perikanan budidaya, industri pengolahan hasil perikanan, dan industri bioteknologi kelautan) dikembangkan dengan menggunakan inovasi teknologi dan manajemen profesional, maka  Sektor Kelautan dan Perikanan  tidak hanya akan mampu memajukan dan memakmurkan masyarakat Provinsi Maluku, tetapi juga akan berkontribusi signifikan bagi terwujudnya Indonesia Emas, paling lambat 2045,” paparnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement