REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengajak Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di wilayah setempat untuk menjaga lonjakan inflasi. Menurut Emil, butuh strategi 4K untuk mengendalikan inflasi yakni, keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif. Terlebih, mendekati Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
"Kita harus mengendalikan laju inflasi di masa tren pemulihan permintaan, kenaikan harga komoditas global, kenaikan harga-harga komoditas yang diatur oleh pemerintah, dan pengaruh cuaca," kata Emil di Surabaya, Rabu (20/4/2022).
Emil juga menekankan tantangan struktural berupa masih tingginya disparitas harga antara kabupaten dan kota di Jatim. Khususnya untuk komoditas-komoditas penyumbang inflasi utama. Apalagi mendekati lebaran Idul Fitri 1443 H.
Emil mengingatkan perlunya sinergitas antar daerah dalam mendukung stabilitas harga dan ketersediaan pasokan menjelang lebaran. "Diperlukan sinergi dan koordinasi intens dari seluruh pihak terkait yang berkontribusi dalam mengoptimalkan peta hulu-hilir komoditas di Jawa Timur," ujarnya.
Emil mengungkapkan, rata-rata harga enam komoditas utama, yakni beras, daging ayam ras, daging sapi, telur ayam ras, cabai merah, dan cabai rawit terpantau mengalami peningkatan pada Maret 2022 jika dibandingkan bulan sebelumnya.
Komoditas pendorong inflasi di Jatim, kata Emil, paling besar dipengaruhi cuaca. Utamanya cabai rawit yang menjadi komoditas kontributor inflasi nomor satu.
Menjelang lebaran, lanjut Emil, kue kering berminyak, telur ayam ras, emas perhiasan, dan minyak goreng, turut menjadi kontributor inflasi. Sedangkan komoditas penekan laju inflasi di antaranya tomat, kepiting atau rajungan, batu bata, ketela, cumi-cumi, dan beras.