REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor ingin memastikan sektor pendidikan dan sekolah melakukan percepatan untuk vaksinasi booster. Berdasarkan arahan Presiden RI, dosis vaksin booster yang ditargetkan ketika mulai mudik harus sudah mencapai 50 persen.
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, menyebutkan di Kota Bogor, sudah hampir dua pekan ini Pemkot Bogor melakukan akselerasi vaksinasi booster. Namun, diakuinya peningkatan vaksinasi belum signifikan, di mana saat ini masih berada di angka 27, 81 persen.
Di sisi lain, berdasarkan data dosis 1 dan 2 vaksin angkanya sudah cukup baik. Dari mulai TK hingga SMA/sederajat, vaksin dosis satu persentasenya sudah 85 persen dan dosis kedua 76 persen. Namun, ia ingin memberikan catatan beberapa yang angkanya masih rendah agar bisa menjadi perhatian.
“Angka yang masih rendah, TK usia 6 tahun keatas baru 12,54 persen, RA baru 15 persen, PAUD masih 2 persen, MTS baru 64 persen, dan SLB 52 persen,” paparnya, Selasa (19/4/2022).
Sementara, data capaian vaksin booster bagi pendidik yakni, RA dan PAUD juga dinilainya masih rendah yakni RA 37,50 persen, PAUD 41 persen, guru SD baru 62 persen, guru MI 39 persen, guru SMP 77 persen, guru MTS 37 persen, guru SMA 67 persen, guru MA 42 persen, dan SLB 52 persen.
Bima Arya pun meminta Pemkot Bogor berkoordinasi dengan Kemenag Kota Bogor untuk meningkatkan vaksin booster di MI, MTS dan MA yang mana angkanya masih sangat rendah.
“Secara keseluruhan vaksin booster bagi guru baru 64 persen dan kita hanya punya waktu sembilan hari untuk menggenjot ini, sehingga paling tidak bisa mencapai diatas 90 persen untuk tenaga pendidik,” ujarnya.
Ia menargetkan di 25 April nanti vaksin booster untuk seluruh masyarakat Kota Bogor mencapai 50 persen untuk mengantisipasi dampak arus balik mudik. Pasalnya, pasca-Lebaran banyak arus masuk ke Kota Bogor yang sangat mungkin membawa virus dari daerahnya masing-masing. “Itu dasar pemikirannya, agar semua bisa dilindungi tidak hanya yang mudik saja,” ujarnya.