Selasa 19 Apr 2022 09:06 WIB

Alasan Pemerintah Yakin Ledakan Mudik Tahun Ini tak akan Picu Kenaikan Kasus Covid-19

Pemerintah memprediksi akan ada 80 juta orang melaksanakan mudik pada tahun ini.

Santri menunggu jemputan di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah, Surabaya, Jawa Timur, Senin (18/4/2022).  Sejumlah pondok pesantren di Surabaya memulangkan santrinya lebih awal dari tanggal libur Lebaran yang ditetapkan pemerintah guna menghindari kepadatan arus lalu lintas saat arus mudik.
Foto:

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin mengimbau masyarakat agar melakukan mudik lebih awal guna menghindari terjadinya kemacetan parah saat puncak arus mudik pada 28-30 April mendatang. Berdasarkan survei Kementerian Perhubungan, akan terdapat 23 juta mobil dan 17 juta sepeda motor yang akan digunakan oleh para pemudik ke kampung halaman.

“Ini adalah jumlah yang sangat besar dan diperkirakan akan terjadi kemacetan parah. Oleh karena itu, saya mengajak masyarakat untuk menghindari puncak arus mudik pada tanggal 28, 29 dan 30 April 2022,” kata Jokowi saat memberikan keterangan pers terkait imbauan mudik lebaran di Istana Merdeka, Jakarta yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (18/4/2022).

“Untuk itu, saya mengajak masyarakat untuk mudik lebih awal. Tentu saja menyesuaikan dengan jadwal libur dari tempat bekerja,” ujar Jokowi menambahkan.

Dalam kesempatan ini, Jokowi juga mengingatkan masyarakat yang akan melakukan perjalanan mudik untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Utamanya memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Adapun, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meyakini, penyelenggaraan mudik lebaran 2022 kali ini akan berjalan lancar dan tak menyebabkan terjadinya kenaikan kasus Covid-19 di masyarakat. Sebab, berdasarkan hasil serosurvei ditemukan sebanyak 99,2 persen masyarakat Indonesia saat ini sudah memiliki antibodi Covid-19.

“Itu yang menyebabkan kenapa kami percaya pemerintah bahwa insyaallah Ramadan kali ini, mudik kali ini bisa berjalan dengan lancar tanpa membawa dampak negatif kepada masyarakat kita,” ujar Menkes Budi, Senin.

Selain banyaknya masyarakat yang telah memiliki antibodi Covid-19, kadar antibodi yang dimiliki masyarakat pun juga tinggi. Dari hasil serosurvei yang dilakukan, kadar antibodi masyarakat tercatat menyentuh angka 7.000-8.000.

Dengan demikian, akan membantu masyarakat untuk mengurangi risiko masuk rumah sakit saat terpapar virus Covid-19. Namun, Menkes meminta masyarakat agar tetap meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatiannya, mengingat masih ada potensi penularan virus dan masih tingginya kasus di beberapa negara tetangga seperti Cina dan juga Hong Kong.

Kenapa? Karena tetap banyak yang kita belum ketahui dari virus ini dan beberapa negara tetangga negara besar seperti China, Hong Kong itu kasusnya masih naik tinggi. Kalau kita kasus hariannya 600, Korea Selatan itu masih ratusan ribu,” jelasnya.

Budi juga menyampaikan, capaian vaksinasi Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan. Saat ini, hampir 200 juta masyarakat atau sebanyak 198 juta masyarakat Indonesia telah mendapatkan vaksinasi Covid-19.

 

“Alhamdulilah sampai sekarang sudah 392 juta dosis vaksin diberikan ke 198 juta masyarakat Indonesia. Sudah hampir 200 juta dalam waktu 15 bulan. Ini pencapaian yang luar biasa,” kata Budi.

 

photo
Syarat mudik aman di masa Pandemi Covid-19. - (Republika.co.id)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement