REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara, Dwi Sutoro, mengatakan PMO Kopi Nusantara melibatkan pemangku kepentingan yang terintegrasi, khususnya Kementerian BUMN menyadari ekosistem ini dapat berjalan lebih baik jika berjalan beriringan.
"Oleh karena itu, PMO Kopi Nusantara melibatkan banyak pihak lain seperti pihak swasta dan asosiasi. Saat ini PPI merupakan pilot project manager PMO Kopi Nusantara 2a & 2b di Provinsi Jawa Barat," ujar Dwi dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Kata Dwi, kegiatan pendampingan ini merupakan aksi nyata sebagai tindak lanjut kick-off PMO Kopi Nusantara di Lampung beberapa waktu yang lalu oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Dwi memaparkan, potensi kopi di Indonesia sangat besar dengan menduduki posisi nomor empat dunia, dan 96 persen berasal dari perkebunan rakyat.
Selain itu, lanjut Dwi, 8,1 persen tingkat pertumbuhan ekspor Indonesia, yang mana sebanyak 99,8 persen ekspor berupa biji kopi. Dwi menyebut konsumsi nasional kopi juga meningkat setiap tahunnya hingga 66,17 persen pada 2022.
"Maka, kita perlu mengembangkan ekosistem bisnis kopi di Indonesia yang berkelanjutan dan mensejahterakan pelaku ekonomi dari hulu ke hilir. Hal ini tentu berdampak pada kesejahteraan petani melalui upaya peningkatan produktivitas dan kualitas biji kopi," ucap Dwi.
Tenaga Ahli Menteri BUMN Bidang Global Value Chains Reynaldi Istanto mengatakan BUMN tidak bisa menjadi menara gading yang bekerja sendiri, seperti yang sering disampaikan Erick Thohir. BUMN, ucap Reynaldi, menyadari untuk meningkatkan nilai tamhah dari kopi Indonesia dalam pasar domestik maupun global diperlukan pembentukan ekosistem yang baik dari hulu hingga hilir.
"Dengan sinergi BUMN, swasta, lembaga R&D, dan asosiasi, kami melakukan intervensi sejak hulu, mulai dari pelatihan dan pendampingan agronomis bagi petani, peningkatan akses permodalan, penggunaan pupuk yang baik hingga kepastian off-taker," ujar Reynaldi.
Reynaldi menyampaikan ekosistem yang terbentuk melalui program PMO Kopi Nusantara juga sangat baik dengan adanya program-program pendampingan serta membangun digital platform yang menjadi centre of excellence bagi industri kopi. Reynaldi menyebut PMO Kopi Nusantara nantinya juga akan memanfaatkan platform yang sudah dikembangkan oleh Telkom bernama Agree untuk memastikan traceability produk kopi dari petani.
"Harapannya, PMO Kopi Nusantara dapat terus membantu memaksimalkan hulu produksi kopi di berbagai daerah lainnya. Sehingga, lebih banyak petani kopi daerah yang terbantukan, menjaring lebih banyak daerah perkebunan kopi dengan sinergi BUMN, swasta, lembaga R&D, dan asosiasi, hingga membuat ekosistem digital terintegrasi yang dapat memajukan industri kopi di Indonesia," kata Reynaldi.
Anggota holding BUMN pangan atau ID Food, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) berkomitmen mengembangkan budidaya di hulu dan menciptakan sebuah ekosistem kopi melalui PMO Kopi Nusantara yang diinisiasi Kementerian BUMN. Direktur Komersial dan Pengembangan PPI Andry Tanudjaja berharap kerja sama dengan berbagai pihak dalam PMO ini akan membuahkan hasil maksimal.
"Kami optimistis kolaborasi dari berbagai pihak ini akan mampu mendorong kemajuan ekosistem industri kopi di Tanah Air dan mampu mengakomodasi kepentingan pelaku bisnis kopi hingga mendorong industri kopi dalam negeri untuk berdaya saing global," kata Andry.
Holding Pupuk Indonesia juga turut mendukung pelaksanaan PMO Kopi Nusantara melalui skema Makmur dengan melibatkan Pupuk Kujang sebagai penyedia pupuk, Petrosida sebagai penyedia obat pertanian, serta bimbingan teknis kepada petani binaan, baik dalam aktivitas pendampingan on-farm maupun off-farm.
"Dalam hal ini, Pupuk Kujang juga telah melakukan pengujian tanah dan menyusun rekomendasi pemupukan spesifik tanaman kopi sesuai kondisi tanah serta tanaman," ujar Project Manager Agrosolution Pupuk Indonesia Burmansyah.
Burmansyah menyampaikan petani di Kawa Barat akan menggunakan Pupuk NPK 18-10-14 plus micro-nutrient sebanyak 550 kg per hektare per tahun, merek dagang Jeranti dalam bentuk tablet yang aplikasinya cocok untuk kontur lahan di lereng dan perbukitan.
Burmansyah menyampaikan terdapat lima sampai enam lokasi demplot kebun percontohan di Jawa Barat yang akan diberikan perlakuan pupuk dan pestisida sehingga petani bisa melihat secara langsung perkembangan tanaman dan kenaikan produktivitas.
"Untuk pembelian pupuk nonsubsidi melalui Program Makmur, petani akan mendapatkan harga khusus yang lebih rendah dari kios retail pada umumnya. Hal ini sebagai komitmen keberpihakan Pupuk Indonesia kepada Petani," ucap Burmansyah.
Burmansyah mengatakan petani Kopi tidak perlu khawatir untuk pengadaan input pertanian terutama pupuk, karena mendapatkan kemudahan akses permodalan melalui Bank BRI dengan Skema KUR bunga 6 persen per tahun dibayar panen. Sampai saat ini, lanjut Burmansyah, telah terdaftar 1.016 orang Petani Kopi wilayah Kabupaten Garut dan sedang proses verifikasi permodalan Bank BRI dalam ekosistem PMO Kopi Nusantara ini.