Jumat 15 Apr 2022 16:02 WIB

Jadikan Alquran Bukan Sekadar Bacaan, Tapi Juga Petunjuk dan Pedoman Hidup

Selain sebagai bacaan, yang paling utama adalah mengamalkan isi kandungan Alquran.

 Seorang pria Muslim Pakistan membaca ayat-ayat suci Alquran di sebuah Masjid selama bulan puasa Ramadhan, di Peshawar, Pakistan, 04 April 2022. Muslim di seluruh dunia merayakan bulan suci Ramadhan dengan berdoa di malam hari dan tidak makan, minum, dan tindakan seksual selama periode antara matahari terbit dan terbenam. Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam kalender Islam dan diyakini bahwa turunnya ayat pertama dalam Alquran adalah selama 10 malam terakhirnya.
Foto:

Kegembiraan dan kebahagiaan kita dengan tumbuh suburnya rumah-rumah tahfidz dan lahirnya para penghafal quran harus kita imbangi dengan semangat pengamalan isi kandungan Alquran yang kita baca dan kita hafal. Karena sejatinya fungsi Alquran diturunkan bukan sekedar untuk dibaca dan dihafal, tetapi yang lebih utama dari itu adalah menjadikannya sebagai pedoman hidup dengan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupan sehari-hari dalam setiap dimensi.

Adapun membaca dan menghafalnya adalah langkah awal interaksi dengan Alquran untuk pada akhirnya diamalkan, karena fungsi Alquran adalah sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Allah berfirman, artinya :

“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur. (Q.S Al Baqarah :185)”

Selanjutnya dalam Surah Ali imran ayat tujuh puluh sembilan Allah menegaskan kita umat Nabi Muhammad dituntut menjadi rabbaniyin, Allah berfirman, Artinya:

“Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah”. Akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya. (Q.S Ali Imran : 79).”

Dr Yusuf al-Qardhawi dalam Al Khasaisul Al ‘Ammah Lil Islam mendefinisikan Rabbaniyyun adalah “kalimat dinisbahkan kepada Rabb". Insan Rabbani ialah seseorang yang mempunyai hubungan erat dengan Allah, alim tentang agama-Nya serta mengajarkannya.

Dengan mempedomani dua ayat di atas, kita dapat menangkap pesan yang diinginkan Allah. Pesan itu adalah agar iteraksi kita dengan Alquran  tidak sebatas membaca, mengkahtamkan Alquran, dan mendapatkan pahala dari setiap huruf yang kita baca, sebagaimana janji Rasulullah shalallahu alahi wassalam. Namun yang lebih utama dari itu adalah bagaimana Alquran menjadi pedoman hidup. Ibarat kompas, Alquran menjadi acuan dari setiap ucapan dan  tindak tanduk kita sehari-hari.

Kita menginginkan pribadi yang Qurani, bukan sekadar hafidz Alquran, kita merindukan rumah tangga Qurani, sebagaimana kita juga merindukan pemimpin dan tokoh bangsa yang ucapan dan perbuatanya adalah cerminan dari akhlak Qurani. Kerinduan dan mimpi kita untuk menghadirkan generasi qur ani sudah maju dua atau tiga langkah dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu dari belajar membaca, meperbaiki bacaan dan menghafalnya.

Maka tahap berikutnya mari kita lanjutkan dengan gerakan tadabbur ayat atau mempelajari terjemahan dari ayat-ayat Alquran. Kita syiarkan di rumah kita, masjid dan musholla satu hari satu ayat minimal kita baca terjemahannya dan kita tadabburi, kita baca tafsirnya dan tahap berikutnya, jika ayat itu berisi perintah Allah, maka kita amalkan, atau jika larangan maka kita tinggalkan.

Dengan demikian kita akan menjadi generasi qurani yang menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup, bukan sebagai senandung yang diperlombakan. Dan momentum peringatan nuuzul quran adalah momen untuk evaluasi pengamalan ayat-ayat Alquran sebagai pedoman hidup, bukan momen memperlombakan bacaan semata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement