REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mempercepat pembangunan kolam retensi di Simpang Bandara SMB II untuk mengatasi persoalan banjir di Kota Palembang.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan pemprov akan mengalokasikan dana APBD melalui pos bantuan gubernur (bangub).
"Saya tinjau pembangunan kolam retensi ini yang mana pemprov dan pemkot telah menyelesaikan pembebasan lahan empat hektare untuk dijadikan kolam retensi baru," kata Herman.
Ia mengatakan pemerintah secara bertahap menyelesaikan persoalan banjir Kota Palembang ini yang sejak lama dikeluhkan warga. Dengan pembangunan ini, Herman menyakini dapat mengatasi dampak banjir yang kerap terjadi di tiga kelurahan sekaligus yakni Sukarami, Kebun Bunga dan Sukajaya.
Berdasarkan hasil feasibility study lokasi ini merupakan tempat yang paling layak dibangun kolam retensi. Untuk mewujudkan pembangunan ini, menurutnya, dibutuhkan dukungan banyak pihak terutama masyarakat.
"Saat ini, pemprov dan pemkot telah selesaikan pembebasan lahan dan ini wujud keseriusan dalam mengatasi banjir," kata dia.
Terkait genangan air di Simpang Polda, Herman mengungkapkan bahwa hal itu memiliki kendala tersendiri. Menurutnya, genangan air itu disebabkan adanya box culvert yang terkena tiang listrik.
"Mungkin ada yang bertanya soal genangan di Simpang Polda, ini persoalan lama karena ada box culvert dan gorong kena tiang LRT. Dari arah bandara ada sekitar ada 24 titik yang terkena mulai dari Auto 2000 TAA sampai dengan Jakabaring," kata dia.
Tak hanya di Simpang Polda hal serupa menurutnya juga terjadi di sekitar Masjid Agung dan belum dilakukan pembenahan sehingga air lamban mengalir ke pembuangan. Hal ini, menurutnya, merupakan dampak dari pengerjaan pembangunan sebelumnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PSDA Herwan menjelaskan kolam retensi ini akan dibangun di lahan seluas empat hektare dengan daya tampung mencapai 150-160 ribu meter kubik.
Dinas PUPR Kota Palembang telah melakukan FS, detail engineeringdesign (DED) dan menyiapkan dokumen lingkungan. Menurut Herwan, pembebasan lahan ini merupakan bagi beban antara pemprov dan pemkot yang dilakukan pada 2021.
"Harapannya dengan adanya bantuan tahun 2022 ini pembangunannya bisa dituntaskan," kata dia.
Sementara itu, Ketua RW Kelurahan Kebun Bunga Novrizal berterima kasih kepada pemerintah atas pembangunan infrastruktur tersebut. Selama ini, warga yang berdomisili di sekitar lokasi kerap kebanjiran di saat debit hujan tinggi, mulai dari Jalan Perindustrian hingga ke jalan di simpang bandara Kelurahan Sukarame.
"Warga sejak lama menantikan adanya kolam retensi ini," kata dia.