REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran mengungkapkan, kepolisian sudah mengidentifikasi adanya massa nonmahasiswa yang melakukan pengeroyokan terhadap dosen Universitas Indonesia (UI), Ade Armando. Adapun kondisi pegiat media sosial itu disebutnya dalam keadaan memprihatinkan.
"Kondisi Ade Armando memprihatinkan, beliau terluka di bagian kepala. Sekarang, tim Polda sudah membawa beliau ke rumah sakit dan sudah mendapat pertolongan," ujar Fadil di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (11/4/2022).
Polda Metro Jaya juga sudah mengidentifikasi pelaku pengeroyokan terhadap Ade Armando. Fadil memastikan, pengeroyok bukan merupakan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). "Kita akan dialami orangnya, akan kita kejar. Karena dia yang memprovokasi melakukan penyerangan kepada Ade," ujar Fadil.
Adapun dalam aksi yang digelar di depan Gedung DPR/MPR dan sekitar Istana Negara, Polda Metro Jaya telah mengamankan sekira 80 orang. "Ada 80 orang di Monas, alam ini kami pulangkan," ujar Fadil.
Saat ini, situasi dan kondisi di sekitar Kompleks Parlemen dan Istana Negara sudah kembali kondusif. Lalu lintas di sekitar dua lokasi tersebut juga disebutnya sudah dapat dilalui oleh masyarakat.
"Tadi pukul 17.00 situasi di depan DPR terkendali lalin bisa berjalan dengan lancar. Untuk lokasi depan Istana sekitar patung kuda berjalan kondusif aman tidak ada insiden, sekarang lalu lintas sudah aman, lancar, dan normal kembali," ujar Fadil.
Baca juga : Saat Ade Armando Dipukuli Massa Aksi di Depan Gedung DPR