REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan jajarannya terkait masalah ketersediaan pasokan barang-barang kebutuhan pokok baik pangan maupun energi menjelang lebaran. Sebab saat ini, masyarakat Indonesia sudah mulai merasakan dampak dari krisis global yang terjadi, dari kenaikan inflasi, kenaikan harga energi dan juga harga bahan pangan.
Hal ini disampaikan Jokowi dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Selasa (5/4) yang diunggah melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden pada Rabu (6/4).
“Barang-barang kebutuhan pokok juga sudah mulai naik, hati-hati utamanya masalah ketersediaan pasokan, dua hal tadi pangan maupun energi, apalagi ini menjelang lebaran,” kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, situasi yang dihadapi saat ini tidaklah mudah. Kondisi ekonomi global yang tengah bergejolak berdampak pada kondisi fiskal negara. Kenaikan inflasi ini juga terjadi hampir di semua negara.
Ia mencontohkan, inflasi di Amerika saat ini sudah berada di angka 7,9 persen. Sementara di Uni Eropa juga telah mencapai 7,5 persen dan di Turki bahkan menyentuh angka 54 persen. Menurut Jokowi, pemerintah saat ini pun sudah tak mampu lagi menahan terjadinya kenaikan berbagai komoditas di dalam negeri.
“Angka-angka seperti ini akan membawa kita yang saya kira sudah kita tahan-tahan agar tidak terjadi kenaikan, tetapi saya kira situasinya memang tidak memungkinkan. Gak mungkin kita tidak menaikkan yang namanya BBM, gak mungkin. Oleh sebab itu, kemarin naik pertamax,” kata Jokowi.
Karena itu, Presiden pun meminta agar jajarannya terus mewaspadai kondisi kenaikan harga energi dan juga pangan dengan melakukan perhitungan secara rutin. “Dua hal ini yang menjadi sangat-sangat penting sekali untuk terus kita waspadai bersama dan harus selalu dirapatkan dikonsolidasikan agar tidak keliru dalam mengambil keputusan,” ujarnya.