Rabu 06 Apr 2022 00:15 WIB

Korban Gempa Pasaman Sebagian Masih Bertahan di Pengungsian Talamau

Masih ada sekitar 500 warga yang bertahan di pengungsian karena rumahnya rusak

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Warga memilih pakaian bekas dari bantuan di pengungsian korban gempa Simpang Andel, Nagari Kajai, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, Senin (7/3/2022). Korban gempa Pasaman Barat Nagari Kajai di lokasi pengungsian tersebut membutuhkan penerangan, MCK memadai, dan tenda, untuk kebutuhan pengungsi sebanyak 400 jiwa.
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Warga memilih pakaian bekas dari bantuan di pengungsian korban gempa Simpang Andel, Nagari Kajai, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, Senin (7/3/2022). Korban gempa Pasaman Barat Nagari Kajai di lokasi pengungsian tersebut membutuhkan penerangan, MCK memadai, dan tenda, untuk kebutuhan pengungsi sebanyak 400 jiwa.

REPUBLIKA.CO.ID, SIMPANG EMPAT - Warga yang rumahnya rusak akibat gempa sebagian masih bertahan di tempat pengungsian di Simpang Timbo Abu, Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat. Anggota Badan Musyawarah Simpang Timbo Abu Jul pada Selasa (5/4/2022) mengatakan masih ada sekitar 500 warga yang bertahan di pengungsian karena rumah mereka rusak akibat gempa.

Mereka khawatir gempa susulan akan datang lagi. "Saat ini sebenarnya persoalan mental kembali ke rumah. Tentu pemahaman ini harus diberikan secara perlahan-lahan," katanya.

Baca Juga

Warga yang masih bertahan di pengungsian, Sina (55), menuturkan dia belum bisa pulang karena kerusakan rumah belum diperbaiki. "Rumah belum diperbaiki. Untuk sementara biarlah di tenda dahulu. Mudah-mudahan secepatnya rumah yang rusak diperbaiki dan ada yang membantu hunian sementara atau hunian tetap," jelasnya.

Selama tinggal di pengungsian, Sina memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan bantuan dari berbagai pihak. Menurut data pemerintah, gempa yang terjadi pada 25 Februari 2022 menyebabkan 13 orang meninggal dunia serta mengakibatkan 4.038 rumah rusak di Pasaman Barat.

Gempa tercatat menyebabkan 1.786 rumah rusak ringan, 916 rumah rusak sedang, dan 1.336 rumah rusak berat di daerah tersebut. Selain itu gempa menyebabkan kerusakan 75 fasilitas pendidikan, 15 fasilitas kesehatan, 40 tempat ibadah, dan fasilitas umum yang lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement