REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kasus HIV-AIDS di Kota Sukabumi masih didominasi kelompok lelaki seks lelaki (LSL) atau gay. Hal ini didasarkan pada data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sukabumi dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi.
"Sekitar 70 persen kasus HIV/AIDS merupakan LSL," ujar Sekretaris KPA Kota Sukabumi, Fifi Kusumajaya di sela-sela rapat koordinasi awal tahun pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS tahun 2022, Selasa (29/3/2022).
Sementara untuk kalangan resiko tinggi seperti heteroseks dan wanita pekerja seksual (WPS) mengalami penurunan. Sehingga ke depan akan dilakukan penjangkauan pada kalangan LSL dalam menekan kasus HIV-AIDS.
Fifi mengatakan, KPA dan Dinkwa ke depan akan mengoptimalkan organ peduli AIDS. Selain itu menggencarkan KPA go to school dan kampus dalam hal edukasi da sosialisasi pencegahan penyebaran HIV-AIDS.
Berikutnya kata Fifi, mengupayakan tes HIV kepada warga khususnya yang resiko tinggi. Hal tersebut dalam deteksi dini pencegahan HIV.
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi yang juga Ketua KPA Kota Sukabumi mengatakan, rakor kali ini untuk memperkuat target eliminasi AIDS pada 2030 nanti dengan Getting To Zero yaitu Zero New Infection, Zero AIDS Related Death dan Zero Discrimination.
"Ada empat disrupsi perubahan yang sangat cepat dan tidak bisa memprediksi yakni pandemi, teknologi, milenial, dan media termasuk medsos," ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi.
Hal ini menjadi tantangan sendiri dalam penanganan HIV-AIDS. Misalnya termasuk perkembangan yang cepat pada media sosial masuk ke dalam ranah pribadi. Di sisi lain selama tiga tahun sejak 2019 kasus baru HIV-AIDS cukup stabil kondisinya meskipun masih ada kasus baru.
Fahmi mengatakan, pada 2030 berupaya eliminasi HIV yakni zero tidak ada kasus baru, tidak ada kematian dan tidak ada stigma kepada ODHA. Itulah sebabnya para penggiat HIV hadir berkolaborasi unsur pentahelix mampu membuat langkah strategis dalam rangka menghadapi pergerakan kasus baru dan mempersiapkan 2030.
Sehingga kata Fahmi, Kota Sukabumi tetap mempertahankan organissi KPA agar fokus tangani HIV-AIDS. Terutama dalam mengkolaborasikan berbagai unsur misalnya MUI, tim penggerak PKK, dan tokoh masyarakat.