REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Satuan Polisi PP DKI Jakarta, Arifin tak menampik ramainya gembel dan pengemis (gepeng) jelang Ramadhan. Dia curiga, ada pihak-pihak yang memanfaatkan momen tersebut, utamanya, saat pencarian nafkah dengan mengemis dinilai seperti dibenarkan dan tersentralisasi.
“Apakah ada kelompok berdasi yang memanfaatkan? misalnya dengan cara memobilisasi untuk kepentingan pribadi. Tentu kami tidak akan biarkan,” kata Arifin di Jakarta, Selasa (29/3/2022).
Dia menambahkan, selama Ramadhan, Jakarta kerap dipenuhi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) atau pengemis dan sebagainya. Menurut Arifin, pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk menindak siapapun yang kedapatan melakukan mobilisasi.
“Kami akan melakukan penindakan tegas terhadap mereka yang memanfaatkan situasi ini,” kata dia.
Setiap tahun, kata Arifin, ada beberapa yang menjadi lokasi andalan operasi gepeng. Di antaranya, yang berkaitan dengan tempat-tempat mendukung sentra ekonomi, pusat perdagangan hingga sarana peribadatan. “Peningkatan ini menjelang puasa, satu dua pekan ini kita tingkatkan,” jelas dia.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengatakan, pihaknya sejauh ini masih terus mempersiapkan Ramadhan dan Idul Fitri 2022. Termasuk, antisipasi banyaknya gepeng yang datang ke DKI Jakarta. “Ya memang itu betul sekali, jadi biasanya jelang bulan suci Ramadhan diikuti dengan peningkatan ya mohon maaf, yang minta-minta bantuan khususnya di jalan-jalan, pengemis dan sebagainya,” kata Riza kepada awak media di Balai Kota DKI, Senin (28/3/2022).
Menurut dia, Dinas Sosial DKI Jakarta dan Satpol PP serta dinas-dinas terkait akan mencoba mengatur dan menertibkannya. Dia tak menampik, peningkatan itu bisa terjadi saat mudik di tahun ini mulai dilakukan lagi oleh banyak orang.