Senin 28 Mar 2022 20:40 WIB

Mayoritas Masyarakat Sudah Miliki Antibodi, Mengapa Mudik Tetap Wajib Booster?

Berdasarkan survei serologi, 86,6 persen populasi di Indonesia sudah miliki antibodi.

Warga antre untuk vaksin booster Covid-19 di Dinas Kesehatan Yogyakarta, Senin (28/3/2022). Pasca terbitnya aturan vaksin booster Covid-19 menjadi syarat mudik lebaran 2022, warga mulai menyerbu lokasi vaksinasi Covid-19.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Warga antre untuk vaksin booster Covid-19 di Dinas Kesehatan Yogyakarta, Senin (28/3/2022). Pasca terbitnya aturan vaksin booster Covid-19 menjadi syarat mudik lebaran 2022, warga mulai menyerbu lokasi vaksinasi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rr Laeny Sulistyawati, Febryan A, Shabrina Zakaria, Antara

Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro mengungkap hasil survei serologi antibodi penduduk Indonesia yang menyatakan, 86,6 persen populasi Indonesia memiliki antibodi kekebalan terhadap Covid-19. Survei serologi digelar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Kementerian Dalam Negeri dengan tim Pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia pada 18 Maret 2022 mengadakan 

Baca Juga

Kendati demikian, Reisa mengingatkan, hasil ini bukan berarti masyarakat sudah terbebas dari risiko terinfeksi Covid-19. Sebab, antibodi yang tinggi berarti mampu mengurangi gejala yang berat dan risiko kematian akibat Covid-19. Oleh karena itu, Reisa melanjutkan, target vaksinasi Covid-19 dosis lengkap dan juga vaksin dosis lanjutan atau dosis penguat (booster) perlu ditingkatkan kembali. 

"Di bulan ramadhan inilah, umat Islam dan kita semua mari jadikan bulan ini sebagai momen selain mendekatkan diri kepada Tuhan YME juga semakin menunjukkan dengan ibadah menjaga kebersihan yang baik, menerapkan protokol kesehatan yang baik dan terus berikhtiar menjaga diri dan keluarga supaya terhindar dari Covid-19. Salah satu caranya dengan ikhtiar melakukan vaksin Covid-19," kata Reisa, Senin (28/3/2022).

 

Kemenkes mencatat per 27 Maret 2022, persentase masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis pertama sebanyak 94,06 persen, kemudian yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis lengkap dua dosis 75,7 persen. Adapun, yang sudah mendapatkan vaksin penguat (booster) atau vaksin dosis ketiga mencapai 9,6 persen. 

"Jadi, untuk yang belum lengkap vaksinnya atau belum mendapatkan booster supaya segera divaksin Covid-19. Ini supaya bisa mensukseskan percepatan program vaksinasi di Indonesia dan pandemi segera berlalu," ujarnya.

Berbicara terpisah, Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan, masyarakat yang hendak mudik untuk segera mendapat vaksin penguat (booster). Tujuannya agar memastikan kesehatan dan keselamatan bersama.

"Siapapun yang belum booster, segera booster. Siapapun vaksinasinya belum lengkap, segera lengkapi supaya bisa di-booster, nantinya waktu puasa juga kan tidak membatalkan puasa kalau divaksin," ujar Wiku, Senin.

Wiku mengatakan pemerintah tak akan melarang warga melakukan mudik pada tahun ini, namun syarat vaksin booster menjadi satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh masyarakat. Di satu sisi, masyarakat yang akan mudik juga harus memastikan bahwa keluarga yang akan dikunjungi telah melengkapi vaksin maupun mendapat vaksin booster.

Karena, kata dia, dengan mendapat vaksin lengkap serta booster, imunitas seseorang akan lebih kuat apabila tertular Covid-19 dan risiko bergejala hingga kematian bisa ditekan. "Jadi segera bisa divaksin jika memungkinkan vaksin sehingga memiliki imunitas sehingga kalau ketemu jadi aman. Karena datanya menunjukkan vaksin belum lengkap apalagi lansia dan komorbid sangat fatal apabila tertular, mari kita lindungi mereka," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan mudik atau pulang kampung pada perayaan Idul Fitri 2022 diperbolehkan asalkan pemudik sudah mendapat dosis pertama dan kedua serta dosis penguat (booster) vaksin Covid-19.

"Bagi masyarakat yang ingin melakukan mudik Lebaran juga dipersilakan, juga diperbolehkan, dengan syarat sudah mendapatkan dua kali vaksin dan satu kali booster," kata Presiden.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement