REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono memerintahkan seluruh jajaran TNI AL mengibarkan bendera setengah tiang selama tiga hari berturut-turut. Hal ini sebagai bentuk ungkapan bela sungkawa dan penghormatan atas meninggalnya dua prajurit Korps Marinir di Nduga akibat serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Pengibaran bendera setengah tiang tersebut mulai dilakukan pada Senin, 28 Maret 2022. Selain itu, Yudo juga meminta seluruh jajarannya untuk mendoakan kedua prajurit yang gugur.
"Melaksanakan shalat ghaib/berdoa bersama dipimpin paroh sesuai agama masing-masing," kata Yudo seperti dikutip dari siaran pers Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispenal), Senin (28/3).
"Atas kejadian ini TNI Angkatan Laut dan masyarakat Papua berduka akibat gugurnya dua prajurit marinir TNI AL terbaik yang selalu dekat dan membantu masyarakat sekitarnya," lanjutnya.
Dalam siaran pers Dispenal disebutkan, KKB pimpinan Egianus Kogoya menyerang Satuan Tugas Muara dan Pesisir (Satgas Mupe) Korps Marinir TNI AL di Pos Quary Bawah, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (26/3) sekitar pukul 17.40 WIT. Serangan tersebut dilakukan dengan menggunakan pelontar granat atau grenade launcher module (GLM) dari dua arah, yakni dari arah belakang pasar dan dari arah Sungai Alguru.
Selanjutnya, seluruh personel Satgas yang berjumlah 35 orang, membalas dengan tembakan dan melakukan pengejaran terhadap KKB pada pukul 17.52 WIT. Dansatgas memerintahkan dua Tim Trisula dipimpin Wadandenpursus Kapten Mar Ari Mahendra dan satu Tim Waltis dipimpin Letda Mar Pujo Pratikno berangkat untuk memberikan bantuan ke Pos Quary Bawah.
Akibat serangan tersebut, dua personel meninggal dunia, dua kritis dan enam luka ringan. Adapun prajurit yang meninggal dunia adalah Letda Mar Iqbal dan Pratu Mar Wilson Anderson Here. Sementara itu, Serda Mar Rendi Febriansyah dan Serda Mar Ebit Erisman mengalami luka berat.
Enam prajurit yang luka ringan atas nama Serda Mar Bayu Pratama, Pratu Mar Rahmad Sulman, Prada Mar Dicky Sugara, Pratu Mar Adik Saputra A, Prada Mar La Harmin, dan Prada Mar Alif Dwi Putra.
Hingga kini, motif penyerangan tersebut masih didalami. Berdasarkan informasi yang didapatkan, GLM yang digunakan untuk menyerang diduga diambil dari Satgas Yonif 700, sedangkan munisi GLM adalah rampasan dari Satgas Yonif 330.
Untuk diketahui, Pos Quary Bawah Satgas Mupe Yonif 3 Marinir Pasmar 2 memiliki 35 personel yang berjaga. Lokasinya kurang lebih 1 kilometrt dari Polres Nduga, dan 2 kilometer dari Koramil Nduga. Selama ini, Pos Quary Bawah tidak memiliki permasalahan dengan masyarakat di sekitar Pos.
"Bahkan kegiatan mereka aktif melakukan bakti sosial, seperti menggelar mobil sehat, mobil pintar, lomba-lomba, kegiatan adat dan kegiatan agama. Kehangatan hubungan yang harmonis di masyarakat Nduga saat ini terganggu dengan situasi ini," demikian bunyi keterangan pers Dispenal.