Rabu 23 Mar 2022 22:23 WIB

Pakar ITB Tanggapi Survei YLKI Terkait Galon Berbahan Polikarbonat

Survei YLKI terkait galon berbahan polikarbonat dinilai tak objektif

Air minum dalam kemasan galon. Survei YLKI terkait galon berbahan polikarbonat dinilai tak objektif
Foto: Istimewa
Air minum dalam kemasan galon. Survei YLKI terkait galon berbahan polikarbonat dinilai tak objektif

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Penggunaan galon isi ulang masih memicu polemik. Apakah galon yang berbahan plastik PET lebih aman dibandingkan dengan yang berbahan polikarbonat?

Galon yang digunakan untuk sekali pakai lebih disebut berisiko jika terkena sinar matahari dan benturan dibanding yang berbahan Polikarbonat (PC). 

Baca Juga

Hal itu karena galon PET memiliki temperatur transisi gelas (Tg) yang jauh lebih rendah dibanding yang berbahan Polikarbonat (PC). 

Suhu transisi gelas adalah suhu dimana suatu polimer mengalami perubahan dari liquid (yang mengalir, walapun mungkin sangat lambat) menjadi bentuk solid. 

Pakar polimer Institut Teknologi Bandung (ITB), Ahmad Zainal Abidin, mengutarakan galon berbahan PET memiliki temperatur transisi gelas pada suhu 80 derajat Celcius, sedang galon Polikarbonat pada 150 derajat Celcius.  

“Dengan demikian, galon berbahan PET akan lebih berisiko jika terkena sinar matahari ketimbang Polikarbonat,” ujar Ahmad Zainal Abidin, dalam keterangannya, Senin (21/3/2022).  

Dia menjelaskan, semua material monomer yang dijadikan bahan pembuat galon, baik PET dan PC itu ada risiko bahayanya. Adapun monomer yang digunakan sebagai bahan pembuat galon PET adalah etilen glikol, dan untuk galon PC adalah BPA. 

Menurut Zainal, dalam pembuatan galon-galon ini di pabrik, kemungkinan masih ada monomernya yang tidak bereaksi dan terjebak di dalam plastiknya. 

Namun, katanya, monomer yang tersisa itu biasanya tidak banyak, sehingga jikapun terlepas tidak akan membahayakan bagi kesehatan.  

Memang, Zainal mengatakan karakteristik alamiah dari galon berbahan PET dan PC itu, kalau temperaturnya makin tinggi, monomernya juga akan lebih mudah larut atau terlepas.

Dan jika melihat karakteristik ini, jelas galon PET yang memiliki Tg lebih rendah akan menjadi lebih rawan jika terkena sinar matahari dibanding galon PC. “Karena para temperatur yang cuma 80 derajat Celcius, galon PET sudah rontok kekuatannya. Sedangkan galon PC baru suhu 150 derajat Celcius baru rontok,” ungkapnya. 

Begitu juga jika terjadi benturan saat pendistribusiannya, menurut Zainal, galon PET tetap lebih berisiko dibanding galon PC.  Hal itu disebabkan galon PET lebih cepat rusak jika terjadi benturan, sedang galon PC lebih awet. “Galon PET lebih lemah dan lebih tidak kuat. Kalau terguncang PET lebih banyak monomernya yang terlepas,” kata dia. 

Ditanyakan soal adanya survei dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia terhadap galon berbahan PC yang menyoroti cara penjualan dan pendistribusiannya, Zainal mengatakan bahwa sebelum BPOM mengeluarkan izin edar air kemasan plastik, lembaga tersebut sudah melakukan penelitian serupa dan dinyatakan aman. 

“Survei itu seharusnya dilakukan secara objektif, tidak hanya terhadap galon PC yang guna ulang saja tapi lebih ke galon PET galon sekali pakai yang malah lebih tinggi risikonya,” ucapnya. 

Sebelumnya, pakar Teknologi Pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr Eko Hari Purnomo, dan  Ivan Hadinata Rimbualam  dari Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) juga menegaskan bahwa  plastik polikarbonat (PC) relatif tahan panas.  

Eko menyampaikan plastik jenis  PC itu digunakan untuk galon air minum salah satunya karena sifat tahan panasnya itu.  Selain itu, plastik PC juga keras, kaku, transparan, dan mudah dibentuk. 

Selain itu, kata Eko, kecil kemungkinan  ada migrasi atau perpindahan BPA dari kemasan galon ke dalam airnya mengingat BPA itu tidak larut dalam air. “BPA ini hanya larut dalam pelarut organik seperti alkohol, eter, ester, keton, dan sebagainya,” ujar dia. 

Hal senada disampaikan Ivan Hadinata Rimbualam dari Teknik Kimia ITB yang juga spesialis supplay chain di Perusahaan FMCG Multinasional. Dalam  blognya dia menulis Polikarbonat adalah suatu kelompok polimer termoplastik yang mudah dibentuk dengan menggunakan panas.

Plastik ini memiliki banyak keunggulan, yaitu ketahanan termal dibandingkan dengan plastik jenis lain, tahan terhadap benturan, dan sangat bening. “Plastik Polikarbonat lebih kuat dan dapat digunakan pada suhu tinggi,” ujarnya.   

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement