REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Permintaan minyak goreng curah mengalami peningkatan, imbas dari tingginya harga minyak goreng kemasan baru-baru ini. Tingginya permintaan membuat para pedagang minyak goreng curah kerap kehabisan stok, ditambah kedatangan pasokan yang terlambat.
Rizal (27 tahun), salah satu pedagang di Pasar Serpong mengungkapkan, hari ini, Jumat (18/3/2022), ia tidak menjual minyak goreng curah karena stoknya sudah habis. Dia menyebut komoditi tersebut saat ini tengah berada pada kondisi permintaan yang tinggi. Sementara kedatangan stoknya kurang lancar.
"Lagi kosong minyak goreng curah hari ini, stok habis. Ini sekitar dua hari kekurangan stok karena kebutuhan (permintaan) banyak," tutur Rizal saat ditemui di Pasar Serpong, Tangsel, Jumat (18/3).
Menurut Rizal, permintaan yang tinggi pada minyak goreng curah terjadi seiring dengan tingginya harga minyak goreng kemasan usai tidak lagi diberlakukannya harga eceran tertinggi (HET). Harga minyak curah yang dijualnya seharga Rp14 ribu per liter, sementara diketahui harga minyak goreng kemasan di angka sekitar Rp24 ribu per liter.
"Orang pada beralih dari kemasan ke curah. Jadi lebih cepat habis. Tapi entah kurang minyak atau kebutuhan orang jadi makin banyak," kata dia.
Rizal menuturkan, kedatangan stok minyak goreng curah saat ini tidak selancar sebelumnya. Dia menyebut, padahal pasokan bisa datang setiap hari dengan jumlah enam dirigen. Namun sekarang kedatangannya hanya dalam dua hingga tiga hari, meskipun kuantitasnya lebih banyak.
"Stok yang masuk setiap hari rata-rata enam dirigen isi 16 kilogram (kg) atau 96 kg. Beberapa hari terakhir jadi delapan dirigen, jadi lebih banyak karena kebutuhan banyak, tapi datangnya enggak setiap hari. Itu habis dalam waktu enggak sampai 24 jam," terangnya.