Kamis 17 Mar 2022 19:03 WIB

Omicron di Jakarta: 1.477 Kasus Kematian, Separuhnya Belum Atau Baru Sekali Divaksinasi

Sebanyak 44 persen kasus kematian varian Omicron belum divaksinasi sama sekali.

Rep: Antara, Dian Fath Risalah/ Red: Andri Saubani
Warga berjalan di samping fasilitas cuci tangan yang rusak dan terbengkalai di Jakarta, Ahad (27/2/2022). Di tengah tingginya kasus COVID-19 varian omicron dan himbauan agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan, justru banyak ditemui fasilitas cuci tangan yang terbengkalai dan tidak dapat digunakan.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Warga berjalan di samping fasilitas cuci tangan yang rusak dan terbengkalai di Jakarta, Ahad (27/2/2022). Di tengah tingginya kasus COVID-19 varian omicron dan himbauan agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan, justru banyak ditemui fasilitas cuci tangan yang terbengkalai dan tidak dapat digunakan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatat sebanyak 1.477 kasus Covid-19 meninggal dunia sejak kemunculan varian Omicron mulai 1 November 2021 hingga 16 Maret 2022. Separuh dari kasus kematian Omicron terjadi pada pasien yang belum mendapatkan vaksinasi.

"Ternyata 50 persen kasus meninggal dunia itu belum vaksin atau vaksin baru satu dosis, jadi belum lengkap," kata Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, di Jakarta, Kamis (17/3/2022).

Baca Juga

Dwi Oktavia yang biasa disapa Lies itu merinci, sebanyak 44 persen kasus Covid-19 yang meninggal dunia itu belum divaksinasi sama sekali. Kemudian, sebanyak enam persen kasus meninggal ternyata baru divaksin sekali, selanjutnya sebanyak 36 persen sudah mendapatkan dua kali vaksinasi, dan tiga persen yang sudah mendapatkan vaksin dosis ketiga atau booster, serta tidak ada data sebanyak 12 persen.

Lies menjelaskan, kasus meninggal dunia yang sudah divaksin lengkap (dosis satu, dua, dan booster) itu kebanyakan warga lanjut usia dan pasien dengan komorbid. Beberapa penyakit komorbid di antaranya, penyakit jantung, hipertensi, kencing manis, paru-paru, dan gagal ginjal.

 

Untuk itu, ia mendorong masyarakat terutama lansia dan yang memiliki komorbid untuk tidak menunda apabila sudah mendapatkan alokasi vaksinasi. "Kepada orang yang punya komorbid harus diingatkan terus, mereka harus divaksinasi dan kalau memang sudah waktunya booster, jangan menunda," ucapnya.

Lies menambahkan, di Jakarta terdapat 300 titik layanan vaksinasi baik fasilitas kesehatan hingga sentra vaksinasi dengan kemudahan pendaftaran vaksinasi salah satunya daring melalui aplikasi Jakarta Kini (JaKi). Berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta realisasi vaksinasi dosis pertama di Jakarta mencapai 12,4 juta atau 123,3 persen dari target 10 juta orang. Kemudian vaksinasi dosis kedua mencapai 10,4 juta atau sudah 104 persen dan dosis ketiga 1,71 juta.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement