Senin 14 Mar 2022 17:32 WIB

Tujuh Rumah Roboh karena Tanah Bergerak di Lebak

Semua rumah yang roboh karena dinding retak dan terlepas dari penyanggah bagian atap.

Warga korban pergerakan tanah tidur di dalam tenda pengungsian (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Warga korban pergerakan tanah tidur di dalam tenda pengungsian (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Tujuh rumah di Kampung Jampang Kuning, Desa Sidomanuk, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, roboh karena tanah bergerak. Peristiwa ini tidak menimbulkan korban jiwa. "Semua rumah yang roboh itu karena dinding retak-retak dan terlepas dari penyanggah bagian atap," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Agus Reza Faisal di Lebak, Senin (14/3/2022).

Terdapat 41 rumah di lokasi tanah bergerak di Kampung Jampang Kuning. Sedangkan 73 rumah lainnya sudah direlokasi ke tempat yang lebih aman.

Baca Juga

Pemerintah daerah sudah akan merelokasi 41 rumah itu, namun pemilik menolaknya. "Jika mereka tidak menolak, mereka sudah direlokasi bersama 73 rumah lainnya," kata Reza.

Pemerintah daerah sudah mengajukan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk merelokasi 41 rumah warga di Kampung Jampang Kuning, Kecamatan Cimarga, dan 46 rumah di Kampung Cihuni Curug Panjang Kecamatan Cikulur. Jumlah total rumah yang diajukan akibat dampak tanah bergerak sebanyak 87 rumah. "Kami berharap tahun ini BNPB bisa merelokasi rumah-rumah tersebut," kata Agus.

Ketua RT 02/09 Kampung Jampang Kuning Desa Sidomanik Kabupaten Lebak Sarnata mengatakan saat ini masyarakat yang rumahnya roboh tinggal di tenda pengungsian yang didirikan oleh relawan Taruna Siaga Bencana (Taruna). Kondisi warga korban bencana tanah bergerak cukup memprihatinkan, karena belum direlokasi ke tempat yang lebih aman.

Kondisi bangunan rumah yang roboh diperkirakan akan bertambah karena curah hujan di daerah itu cenderung meningkat. Curah hujan terjadi dari pagi, siang hingga malam hari. "Kami minta pada malam hari sebaiknya warga mengungsi ke tempat yang aman," katanya.

Sementara itu, Marhudi (45) warga Jampang Kuning Kabupaten Lebak mengatakan kondisi rumahnya cukup parah pada bagian ruang depan, tengah, kamar dan toilet. Kendati demikian, pada siang hari dia masih menempatinya untuk kegiatan usaha konveksi pakaian, karena masih ada pesanan dari pengusaha Jakarta. 

Pada malam hari, keluarganya tinggal di tenda pengungsian yang lebih aman. "Kami tidak berani untuk menempati rumah karena khawatir roboh," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement