Kamis 10 Mar 2022 23:45 WIB

Tak Kenal Tetangga Meski Rumah Bersebelahan? Ini Penyebabnya

Di kompleks perumahan, sering dijumpai warga warga yang tidak mengenal tetangganya.

Faktor yang menjadi penyebab semakin sulitnya komunikasi yang terjalin di antara masyarakat perkotaan. (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com.
Faktor yang menjadi penyebab semakin sulitnya komunikasi yang terjalin di antara masyarakat perkotaan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Heterogenitas masyarakat perkotaan picu penurunan kepedulian terhadap tetangga, khususnya di kompleks perumahan kategori padat. Heterogenitas menyebabkan orang tidak mengenal tetangganya lagi.

"Bahkan sekalipun sebelah rumahnya," kata Dosen Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Dr Nurlina Subair MSi, saat memaparkan hasil penelitiannya yang sudah dibukukan dengan judul "Dinamika Sosial Masyarakat Urban" di Makassar, Kamis (10/3/2022).

Baca Juga

Menurut dia, di kompleks perumahan yang merupakan pemukiman padat, sering dijumpai warga yang tidak mengenal tetangga di sebelah rumahnya. Buku yang ditulis oleh Dosen Unismuh Makassar ini merupakan hasil penelitian mengenai perilaku sosial masyarakat urban yang tinggal di kompleks perumahan.

Disebutkan, beberapa faktor yang menjadi penyebab semakin sulitnya komunikasi yang terjalin di antara masyarakat perkotaan, karena faktor heterogenitas. Dia mengatakan, heterogenitas masyarakat yang berbeda asal usul, etnis, agama dan kesibukan sehari-hari adalah penyebab utama masyarakat perkotaan tidak lagi saling mengenal walaupun hidup bertetangga, karena tidak pernah saling mengunjungi.

Meski demikian, lanjut dia, selalu ada keadaan yang juga dapat membuat masyarakat tersebut dapat menyatu dan saling mengenal. Keadaan yang dimaksud Nurlina adalah kesamaan yang ada di antara masyarakat, sehingga meski pun bertempat tinggal saling berjauhan, tetap dapat tercipta hubungan baik.

Kesamaan yang dimaksud adalah yang dapat menyatukan masyarakat kota tersebut, misalnya adalah kesamaan tempat pendidikan, kesamaan daerah, kesamaan kebiasaan dan hobi, dan sebagainya. "Tidak jarang kita menemukan masyarakat berkumpul dalam reuni, karena satu almamater pendidikan, atau bersama-sama menjalankan aktivitas hobi misalnya bersepeda," kata Dosen Pendidikan Sosiologi FKIP Unismuh Makassar ini.

Dosen Komunikasi Unismuh, Dr Muhammad Yahyadalam, mengatakan perilaku sosial masyarakat perkotaan yang tidak saling mengenal tetangga sendiri merupakan kondisi yang semestinya dapat dihindarkan melalui komunikasi yang lebih intens. Yahya menekankan pentingnya komunikasi di antara sesama tetangga agar terbentuk simpati dan empati di tengah masyarakat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement