REPUBLIKA.CO.ID, PASAMAN BARAT -- Kalaksa BPBD Kabupaten Pasaman, Alim Bazar, mengatakan pihaknya sudah selesai melakukan pendataan kerusakan akibat gempa bumi bermagnitudo 6,2 yang mengguncang daerah tersebut pada Jumat (25/2/2022) lalu. Sekarang, Pemda Pasaman mulai membangunkan hunian sementara (Huntara) bagi masyarakat yang rumahnya mengalami rusak berat.
“Sekarang, kita fokus membangunkan huntara bagi warga yang terdampak,” kata Alim Bazar, Kamis (10/3/2023).
Berdasarkan catatan BPBD kerusakan yang terjadi di Kabupaten Pasaman yakni, 864 rumah rusak ringan, 469 rumah rusak sedang dan 710 rumah rusak berat.
Di Kabupaten Pasaman, terdapat 11 orang korban meninggal dunia. 381 orang luka-luka dan 11.169 orang terpaksa mengungsi.
Di Kabupaten juga terjadi bencana susulan tak lama setelah gempa 6,2 tersebut terjadi.
Di Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, juga terjadi tanah longsor.
Tanah Longsor di Malampah menyerat enam orang korban. Yang ditemukan baru tiga orang. Tiga korban lainnya masih dinyatakan hilang.
Sementara, Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pasaman Barat tetap berlakukan masa tanggap darurat bencana sampai 17 Maret 2022 untuk penyaluran air bersih dan persiapan hunian sementara bagi korban gempa di daerah itu. Pemkab Pasaman Barat sendiri telah mengakhiri masa tanggap darurat pada Kamis.
"Hingga saat ini masa tanggap darurat masih berlaku bagi PMI Pasaman Barat sampai pada 17 Maret 2022," kata Humas PMI Pasaman Barat, Idenvi Susanto di Simpang Empat, Kamis.
Ia mengatakan surat tanggap darurat dikeluarkan PMI pada 25 Februari 2022 sampai 3 Maret 2022. Kemudian diperpanjang sampai 17 Maret 2022.
Di masa tanggap darurat sampai 17 Maret itu, kata dia, PMI akan tetap menyalurkan air bersih ke rumah-rumah atau tenda korban gempa di Kecamatan Talamau. "Setiap hari selalu kita salurkan air bersih hingga saat ini. Minimal 15 liter setiap hari," katanya.
Ia menjelaskan selama ini tangki air yang ada diisi oleh Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) dan PMI mendistribusikan air eceran ke rumah warga-warga. "Saat ini kita kita akan minta penambahan tong ke provinsi agar kebutuhan air bersih bagi korban gempa dapat terpenuhi," katanya.
Ia menilai dengan berakhirnya masa tanggap darurat maka beban akan semakin berat. Sebab, banyak sukarelawan dari luar yang sudah pulang begitu juga dengan tutupnya dapur umum dari Taruna Siaga Bencana (Tagana), yang biasanya memberi makan para sukarelawan.
Ia menambahkan PMI telah menyiapkan dan memasang 15 unit rumah hunian sementara bagi korban gempa yang rumahnya rusak berat di Kajai Kecamatan Talamau. "Hari ini kita targetkan 10 hunian sementara selesai dibuat. Ke depannya minimal 10 hari hunian sementara akan kita siapkan sehingga korban gempa dapat memiliki hunian yang layak sebelum ada bantuan dari pemerintah memperbaiki rumah yang rusak," katanya.