Akan tetapi, itu hanya mencakup wilayah barat Pulau Sumatra dan selatan Pulau Jawa. Sementara 15 ribu pemodelan sisanya merupakan pemodelan yang dibuat oleh BMKG.
"Kami berharap jumlah pemodelan merah putih yang dikembangkan bersama BRIN nantinya jauh lebih banyak dengan berbagai parameter dan kemungkinan, mulai dari magnitudo, hiposentrum, sumber gempa, penyebab gempa, dan lain sebagainya," katanya.
Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Prayitno mengatakan bahwa pihaknya siap bekerja sama dan berkolaborasi dengan BRIN, termasuk dalam hal riset tsunami. Menurutnya, ini akan sangat bermanfaat untuk memperkuat sistem peringatan dini tsunami atau Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) yang selama ini dimiliki BMKG.
"Semoga dalam tempo satu hingga dua tahun, kolaborasi ini bisa terealisasi," kata Bambang.