Sabtu 05 Mar 2022 13:56 WIB

Semua Desa di Sulteng Diupayakan Keluar dari Ketertinggalan

Terdapat 26 desa sangat tertinggal dan 355 desa tertinggal di Sulteng.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Petani di desa (ilustrasi). Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mengupayakan semua desa di Sulteng keluar dari ketertinggalan.
Foto: Antara/Seno
Petani di desa (ilustrasi). Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mengupayakan semua desa di Sulteng keluar dari ketertinggalan.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mengupayakan semua desa di Sulteng keluar dari ketertinggalan untuk menunjang optimalisasi percepatan pembangunan daerah.

"Kami akan fokus ke sini, bagaimana agar desa keluar dari ketertinggalan yang tolok ukurnya adalah indeks desa membangun," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Provinsi Sulteng Mohamad Nadir dalam dialog virtual Mendorong Kemandirian Desa untuk Sulteng Lebih Berdaya Saing di Palu, Sabtu (5/3/2022).

Baca Juga

Ia menguraikan, di Sulteng terdapat 1.842 desa. Berdasarkan data Indeks Desa Membangun (IDM) 2021 terdapat 26 desa yang masuk kategori desa sangat tertinggal, 355 desa tertinggal, 19 desa mandiri, 1.096 desa berkembang, dan 346 desa maju.

DPMD Sulteng melakukan berbagai upaya dan inovasi untuk mendorong desa keluar dari ketertinggalan. Salah satunya membangun kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Kerja sama dengan Pemprov Jawa Timur karena daerah itu berhasil mengeluarkan seluruh desanya dari ketertinggalan. "Berdasarkan informasi yang kami terima bahwa di Jawa Timur dengan jumlah desa kurang lebih 7.000, tidak ada lagi desa tertinggal. Inilah kerja sama kami, kami akan melaksanakan secara bersama dengan Dinas PMD Jawa Timur," katanya.

DPMD berupaya mengoptimalkan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk berkontribusi dalam percepatan pembangunan sehingga berdampak langsung desa keluar dari ketertinggalan. Oleh karena itu, katanya, desa harus bisa melaksanakan pemerintahan dan pembangunan sesuai dengan amanah perundang-undangan serta tidak lagi bergantung dengan sumber-sumber keuangan yang lain.

"Karena desa memiliki sumber keuangan yang jelas, yaitu dari APBN dan APBD, kemudian ditambah dengan bantuan-bantuan dari Pemerintah Provinsi Sulteng kepada kelompok-kelompok masyarakat di desa," ujarnya.

DPMD Sulteng menyebutkan dana desa dari APBN untuk seluruh desa di Sulteng sekitar Rp 1,4 triliun. Berdasarkan data Pusdatin Badan Pengembangan dan Informasi Kemendes-PDTT, penyerapan Dana Desa pada 2022 per 21 Februari telah mencapai lebih dari Rp 837 miliar, yang telah dicairkan kepada 3.001 desa, dari total pagu Dana Desa Rp 68 triliun.

Dana Desa untuk penanganan Covid-19 telah dicairkan lebih dari Rp 78 miliar, Bantuan Langsung Tunai Dana Desa telah dicairkan Rp 197 miliar, Padat Karya Tunai Desa lebih dari Rp 99 miliar, dan Dana Desa untuk pembangunan lainnya Rp 461 miliar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement